- Tim tvOne/Wawan Sugiarto
Tragis! Terkubur Material Semeru Selama 8 Bulan, Begini Jasad Rendy Saat Ditemukan
Lumajang, Jawa Timur - Jasad Ahmad Rendy Pratama (19), korban erupsi Gunung Semeru Desember 2021 lalu, berhasil ditemukan setelah delapan bulan lamanya terkubur material Semeru.
Masih terlihat gurat kesedihanya, Mulyani, ibunda Rendy, menceritakan penemuan jasad Rendy, yang selama delapan bulan ini tak ditemukan. Menurut sang ibu, akhir pencarian anak sulungnya itu berawal dari penemuan tulang manusia pada Senin (1/8/2022) dengan ciri pakaian yang diyakini milik Rendy.
"Alhamduliah Rendy akhirnya ditemukan," jelas Mulyani.
Mulyani menambahkan, tiga hari sebelum jasad Rendy ditemukan warga menemukan helm yang digunakan Randy saat erupsi Semeru terjadi. Namun, saat itu warga tak langsung memberitahukan Mulyani.
"Ternyata, sebelum ketemu tulang itu, helmnya Rendy sudah ketemu dulu tiga hari sebelumnya, tapi warga tidak mau memberitahu karena khawatir nanti kami jadi panik," ucap Mulyani.
Kini, jenazah Rendy sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di tempat pemakaman umum di dekat rumahnya di Dusun Kebon Agung, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang. Pihak keluarga juga menggelar tahlilan hingga tujuh hari kedepan untuk mendoakan almarhum Randy.
Sebelumnya, Rendy putra pertama dari pasangan Muhammad Zuhri (46) dan Sri Mulyani (45), saat bencana erupsi Gunung Semeru melanda, bukannya lari menyelamatkan diri, ia malah menjemput sang ayah yang masih bekerja. Nahas, niat baiknya itu malah mengantarkannya menghadap kepada sang pencipta.
Saat itu, Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 seperti biasa Rendy tengah berada di rumahnya di Dusun Kebon Agung, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, membantu ibunya mengangkat jemuran karena suasana mulai gelap seperti akan hujan.
Tidak ada yang menyangka, jika gelapnya sore itu bukan karena hujan akan turun, melainkan karena Gunung Semeru memuntahkan materialnya dengan dahsyat.
Sekira pukul 15.30, kondisi semakin gelap seperti malam hari. Rendy teringat ayahnya, yang saat itu masih bekerja di sawah untuk mengambil air nira kelapa. Mengingat, motor yang dikendarai ayahnya tidak ada lampunya, ibunya pun meminta Rendy untuk menjemput ayahnya ke tempat kerja.
"Motornya bapaknya ini kan tidak ada lampunya, lah waktu itu udah gelap gak kelihatan apa-apa, akhirnya Rendy saya suruh jemput bapaknya," kata Mulyani di rumahnya, Rabu(3/8/2022).
Saat itu, Rendy berangkat menjemput sang ayah menggunakan kaos hitam, celana jeans warna biru, motor honda beat, dan helm warna merah. Tidak lupa ia membawa senter untuk mencari ayahnya.
Atribut keamanan lengkap yang dikenakannya seakan menjadi pertanda bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk akan menimpanya. Mengingat, jarak rumahnya ke tempat ayahnya bekerja tidak sampai satu kilometer.
Benar saja, saat Rendy ingin menjemput ayahnya, ternyata ia melewati jalan yang berbeda dengan yang dilewati ayahnya pulang. Sehingga, Rendy tidak menjumpai sang ayah. Padahal ayahnya sudah sampai di rumah.
"Rendy ini berangkat, setelah itu bapaknya sampai di rumah, sepertinya salipan di jalan jadi gak ketemu," tambahnya.
Mulyani yang panik, seketika langsung berlari mencoba mencari Rendy ke sawah. Saat itu lava Semeru sudah semakin dekat dengan suhu yang sangat panas, karena tidak bisa lebih mendekat lagi, Mulyani hanya bisa berteriak memanggil nama Rendy sembari menangis histeris sampai ada warga yang membawanya pergi menyelamatkan diri.
"Saya cari Rendy gak ketemu, waktu itu lava sudah dekat jadi gak bisa masuk ke sungai cuma bisa lihat dari jauh, kalau ingat itu saya gemetar langsung nangis," terangnya.
Nyawa Rendy pun tak bisa diselamatkan. Pilu keluarga Zuhri tidak selesai sampai disana, karena setelah berbulan-bulan dari bencana erupsi Semeru jasad Rendy pun tak kunjung ditemukan. (wso)