- tim tvone - wawan sugiarto
Bawa Pohon Pisang, Mahasiswa Tuntut Penyelesaiaan Kasus Dugaan Korupsi Program Pembibitan Pisang Mas Kirana 2020
Lumajang, Jawa Timur - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Lumajang menggeruduk Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Lumajang, Senin (8/8).
Sambil membawa pohon pisang, mahasiswa menuntut Kejari setempat segera menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi program pembibitan pisang mas kirana tahun 2020.
Pasalnya, menurut mahasiswa, Kejari telah dianggap membohongi publik dengan tidak menepati janji penetapan tersangka yang seharusnya diumumkan pada Kamis (4/8) atau dua minggu setelah rilis yang disampaikan Kejaksaan, Kamis (21/7).
Pantauan di lapangan, kedatangan mahasiswa sempat ditolak oleh pihak kejaksaan karena dianggap tidak ada ijin tersurat sebelumnya. Adu mulut antar kedua pihak pun tidak terhindarkan.
Para mahasiswa berdalih kedatangannya untuk silaturahmi dengan kejaksaan. Dalam orasinya, salah satu mahasiswa menyebut, keadilan yang diimpikan rakyat telah gersang di Kejaksaan Negeri Lumajang.
"Keadilan yang diamanatkan oleh rakyat di Kejaksaan sudah gersang, terbukti Kejaksaan berani membohongi masyarakat dengan janji palsunya," kata salah satu mahasiswa.
Kasi Intel Kejaksaan Negeri Lumajang, Yudhi Teguh Santoso mengatakan, alasan Kejaksaan belum menetapkan tersangka hingga waktu yang telah disampaikan sebelumnya lantaran pihaknya masih harus meminta keterangan saksi ahli.
Sedangkan, surat yang dikirim Kejaksaan kepada Kementerian Pertanian belum juga mendapatkan balasan hingga sekarang.
"Kendalanya karena kita butuh saksi ahli dan itu berasal dari Irjen Kementerian Pertanian, sudah kita surati tapi belum ada balasan hingga sekarang," kata Yudhi.
Sementara, Korlap Aksi Fahmi Idris menyampaikan kekecewaannya kepada Kejari Lumajang yang enggan menyepakati tuntutan mahasiswa. Mahasiswa menuntut kejaksaan menetapkan nama tersangka dalam kurun waktu satu minggu. Namun, kejaksaan menolak dan berjanji akan segera mengumumkan jika proses penyidikan sudah selesai.
"Kita berkesimpulan hari ini kejaksaan cukup tandus untuk ditanami keadilan," kata Fahmi.
Soal rencana ada aksi lanjutan, Fahmi mengatakan, para mahasiswa berkomitmen akan tetap mengawal kasus dugaan korupsi yang telah merugikan negara sampai Rp800 juta sampai tuntas.
"Tentu kita komitmen akan kawal ini sampai tuntas, kita lihat saja nanti perkembangannya seperti apa," tuturnya.
Sebelum membubarkan diri, para mahasiswa melakukan aksi menanam pohon pisang di depan Kantor Kejaksaan Negeri Lumajang. Sayang, aksi para mahasiswa itu kembali dicegah oleh pihak Kejaksaan. Ketegangan kembali terjadi antar kedua pihak.