HUT RI ke-77 jadi berkah bagi tenaga kesehatan dan karyawan di lingkungan Yayasan Rumah Sakit Islam.
Sumber :
  • tim tvone - sandi irwanto

Peringati HUT RI Ke-77, Mantan Menteri Pendidikan, M Nuh, Beri Penghargaan ke Tenaga Kesehatan

Rabu, 17 Agustus 2022 - 15:10 WIB

Surabaya, Jawa Timur – Peringatan HUT RI ke-77 menjadi berkah bagi tenaga kesehatan dan karyawan di lingkungan Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsis). Mantan Menteri Pendidikan Nasional yang juga Ketua Yarsis, Muhammad Nuh memberikan penghargaan kepada puluhan tenaga kesehatan dan karyawan, yang bekerja di lingkungan Yarsis.

Memperingati Proklamasi 17 Agustus 2022, Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menggelar upacara bendera di halaman RSI Jemursari. Empat unit usaha YARSIS, masing-masing RSI A Yani, RSI Jemursari, Unusa dan RSI Nyai Ageng Pinatih Gresik, bersatu dalam satu lapangan upacara menjadi peserta upacara.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Ketua Yayasan, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, yang dalam amanatnya meminta kepada semua jajaran di masing-masing unit meneladani para pejuang negeri yang telah menghantarkan kita pada kemerdekaan. 

“Peringatan Kemerdekaan yang kita peringati hari ini adalah hasil dari jerih payah dan pengorbanan, baik jiwa maupun raga para pendahulu. Sebagai orang yang saat ini menikmatinya harus mengisinya dengan prestasi-prestasi positif baik bagi lingkungan terdekat kita maupun bangsa dan negara,” katanya.

Nuh mengingatkan, dalam rumah besar Yarsis yang unit-unitnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun pendidikan salah satu bentuk dari rasa syukur dalam memaknai dan mengisi kemerdekaan adalah memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat yang membutuhkan.

Pada peringatan tahun ini sebagaimana peringatan tahun-tahun sebelumnya, pihak yayasan memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah memasuki masa kerja 10, 20 dan 30 tahun. Mereka masing-masing memperoleh emas seberat 5, 10 dan 15 gram.

Tahun ini unit yang paling banyak memperoleh penghargaan adalah unit RSI Jemursari. Sebanyak 47 karyawan memperoleh pengharagaan, terdiri dari 19 orang dengan masa kerja 10 tahun, 27 orang masa kerja 20 tahun dan satu orang memperoleh penghargaan masa kerja 30 tahun.

Sementara RSI A Yani menempati urutan terbanyak kedua dengan 23 karyawan, terdiri dari 8 orang bermasa kerja 10 tahun, 5 karyawan masa kerja 5 orang dan 10 karyawan bermasa kerja 30 tahun. Sedang Unusa sebanyak 13 karyawan menerima penghargaan dengan rincian sebanyak 7 karyawan bermasa kerja 10 tahun, 3 orang masa kerja 20 tahun, dan 3 orang masa kerja 30 tahun.

Unusa yang baru memasuki Harlah ke-9 tetapi telah memberikan penghargaan untuk masa kerja tiga puluh tahun, karena Unusa merupakan unit yang didirikan sejak tahun 1979 yang kemudian bertransformasi menjadi Unusa di tahun 2013.

“Jadi kepegawaian karyawannya memang mengikuti lama kerja sejak tercatat bekerja di unit pendidikan,” kata Nuh.

Memasuki bulan Agustus, berbagai program di tiap unit memberikan keringanan untuk masyarakat yang dilayani. RSI Jemursai misalnya, memberikan promo kemerdekaan untuk melayani khitanan dengan metode terbaru tanpa suntik, memberikan potongan sebesar 7,7 persen untuk medical check up, melakukan kegiatan donor darah, serta menyediakan gift paket perawatan ibu dan bayi bagi bayi yang lahir di bulan Agustus.

Sementara Unusa memberikan subsidi untuk dana pengembangan pendidikan (DPP) bagi mahasiswa baru hingga 100% pada beberapa program studi. Maslahah, salah satu penerima penghargaan 30 tahun yang berasal dari RSI Jemursari mengungkapkan, sebagai karyawan yang telah mengabdi selama 30 tahun, ia merasakan benar kenyamanan bekerja dan berada di rumah besar YARSIS.

“Saya awalnya di unit pendidikan Akademi Perawat, tapi karena RSI A Yani membutuhkan tenaga untuk mendampingi dan membimbing pasien menghadapi syakaratul maut, lalu saya dipindah di bagian bina rohani,” katanya.

Maslahah mengungkapkan tugas di bagian bina rohani tidak melulu memberikan pendampingan kepada pasien yang beragama Islam, mereka yang non muslim pun kami tawari untuk dibimbing menurut kepercayaan pasien. 

“Tentu kami bekerja sama dan menjalin MoU dengan Kementerian Agama. Jika ada yang membutuhkan selain dari agama Islam, kami ikut mencari dan mendatangkan. Rumah sakit kan melayani semua masyarakat, maka kami memberikan pelayanan semaksimal mungkin tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan,” katanya. (msi/hen)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral