budidaya ayam hias jenis ringneck pheasant, cukup menjanjikan.
Sumber :
  • tim tvone - umar sanusi

Budidaya Ayam Hias Jenis Ringneck Pheasant Mulai Digemari, Ini Kiatnya

Kamis, 8 September 2022 - 18:23 WIB

Jombang, Jawa Timur - Seorang anggota TNI di Jombang, sukses beternak ayam hias. Ayam hias yang dipilih adalah jenis ringneck pheasant. Ayam tersebut belum banyak di pasaran, sehingga permintaan masih cukup tinggi. Karena ketekunannya, penghasilannya paling sedikit 5 juta rupiah per bulan. Pemasaran ayam tersebut hingga lintas provinsi, seperti Semarang dan Pati, Jawa Tengah.
 
Sebagai persiapan pekerjaan setelah pensiun dari TNI, Sugiono (57), warga Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Jombang, disibukkan dengan memelihara ayam hias ringneck pheasant. \ Ayam hutan yang berasal dari Negeri Tibet ini dipelihara dengan baik untuk mendapatkan penghasilan selain gaji pensiunan TNI. 

"Mulai Bulan Januari tahun depan saya resmi sudah pensiun. Kalau sekarang masih MPP," terang mantan anggota Kodim 0814 Jombang ini.
 
Pemeliharaan ayam hias ini tidak jauh berbeda dengan cara pemeliharaan unggas lain. Misalnya ayam kampung atau itik. Pakan dan minumnya sama dengan ayam jenis lain. Namun ayam hias ini tidak suka air dan tempat kotor.

"Kandangnya harus tetap kering dan bersih. Ayam ini tidak suka basah-basah. Karena kalau bertelur di sembarang tempat, tidak di sarang, cukup di atas tanah," papar Sugiono.
 
Yang menjadikan ayam jenis ini mahal, terang Sugiono, warnanya. Karena warna bulunya yang khas menjadi daya tarik dan keindahan tersendiri, terlebih yang telah memiliki ekor panjang, menjadi lebih indah. Ayam jenis ini, panjang ekornya sampai 60 sentimeter.

"Yang menjadi istimewa dan mahal, ya warnanya," kata Sugiono.
 
Yang menjadikan ayam jenis ini mahal menurut Sugiono, selain warna yang indah dan ekornya yang panjang, juga dikarenakan sulitnya membudidayakan. Ayam ini tidak mau mengeram sendiri, sedangkan cangkang telurnya cukup tebal. 

"Saya sudah mencoba mengeramkan dengan ayam kampung tidak mau menetas. Dengan itik juga tidak mau menetas. Kemudian dengan entok, baru mau menetas. Tapi kan sulit mencari entok yang sedang mengeram," papar Sugiono.
 
Selain sulit mencari mentok, lanjut Sugiono, kekuatan mengeram entok maksimal 20 butir. Sedangkan ayam hias ini sekali bertelur mencapai 30 butir. Kalau ayam hiasnya banyak, berarti telurnya berjumlah ratusan butir, sehingga memerlukan entok banyak.

"Menetaskan dengan entok juga sering gagal. Karena ketika telur mulai menetas, langsung dimangsa oleh pejantan entok, sehingga anak ayam ringneck yang baru menetas, habis," tambah Sugiono.
 
Setelah melalui berbagai percobaan, akhirnya Sugiono berhasil mengembangbiakkan ayam hias ringneck pheasant menggunakan alat penetas oven yang dirakit sendiri, dengan suhu yang terkontrol dan saat menetas dipastikan aman.
 
Meskipun Sugiono belum mengembangkan peternakannya hingga setaraf peternak besar, namun telah menghasilkan ayam hias ringneck pheasant cukup banyak, mewarnai pasar ayam hias online dan offline. 

"Pemesan tinggal pilih warna dan usia, karena warna dan usia menentukan harga," kata Sugiono. 
 
Sugiono menjual ayam ringneck pheasant umur dua hingga tiga bulan dengan harga 600 ribu rupiah sepasang. Ayam hias ringneck pheasant dewasa dan telah siap produksi sepasang seharga 3 juta rupiah. Harga ayam semakin tinggi seiring usia yang bertambah dan keindahan warnanya.
 
Pasar ayam hias jenis ini cukup bagus. Karena permintaan terus mengalir, yang terbanyak justru dari luar Jombang.

"Alhamdulillah ini produksinya bagus. Untuk penjualannya tidak sulit. Sementara ini dalam satu bulan tiga hingga lima pasang terjual. Harganya tidak sama, sesuai keinginan pemesan. Ada yang minta tiga bulan dan ada yang minta 6 bulan," papar Sugiono. (usi/hen)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:37
03:27
15:26
14:16
02:25
03:14
Viral