- tvOne - happy oktavia
Eksotisnya Pantai Pulau Merah, Tempat Melarung Abu Jenazah Leluhur Banyuwangi
Banyuwangi, Jawa Timur - Pantai Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi tak hanya dikenal memiliki alam yang indah. Kawasan ini juga menyimpan sejarah berdirinya Kabupaten Banyuwangi yang dahulu dikenal dengan Blambangan.
Pulau Merah lokasinya sekitar 45 kilometer arah Selatan Banyuwangi. Tempat ini memiliki pasir putih yang eksotis. Lautnya landai dengan gugusan pulau yang menawan. Pantai ini banyak diburu wisatawan asing untuk berjemur dan menikmati sunset. Setiap akhir pekan, ratusan wisatawan lokal selalu berdatangan.
Terkait sejarah, Pantai Pulau Merah berkaitan dengan sejarah berdirinya Banyuwangi. Ketika masih bernama Blambangan, Pantai Pulau Merah pernah digunakan untuk melarung abu jenazah Prabu Tawangalun, tokoh yang menjadi cikal-bakal Kabupaten Banyuwangi.
Prabu Tawangalun merupakan Raja Kerajaan Blambangan, sekitar abad ke-15. Tokoh ini wafat tepat 18 September 1691. Berdasarkan sejarah, abu jenazah tokoh ini baru dilarung di Pantai Pulau Merah pada 13 Oktober 1691 atau sekitar 25 hari setelah wafat.
“Jadi, Pantai Pulau Merah ini, tepatnya di Watu Ringin menyimpan sejarah yang panjang,” kata Koordinator Komunitas Pegiat Literasi Sejarah 'Balambangan Royal Voulenteers (Bravo), M. Hidayat Aji Ramawidi, Senin (19/9).
Selain menjadi tempat melarung abu jenazah Prabu Tawangalun, Pantai Pulau Merah juga berkaitan dengan tokoh lainnya, berdirinya Banyuwangi yaitu Wong Agung Wilis. Tokoh era Blambangan ini merupakan buyut dari Prabu Tawangalun. Pangeran Wong Agung Wilis lahir sekitar tahun 1723. Ayahnya adalah Prabu Danurejo (keturunan Prabu Tawangalun), sedangkan ibunya Gusti Ayu Kabaka dari Klungkung, Bali.
Tak jauh dari Pulau Merah, terdapat Gunung Dogong. Di tempat ini terdapat situs sejarah Pangeran Wong Agung Wilis yang pernah bertapa selama 25 hari. Ada juga makam Mbah Pesanggrahan yang diyakini sebagai petilasan Wong Agung Wilis.
Tokoh ini juga membuka lahan yang kini dikenal dengan Gumuk Pot, di Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo, Pesanggaran.
“Dahulu kawasan ini dikenal dengan dukuh Purawingan yang dibuka oleh Wong Agung Wilis. Karena itu, kami menggelar napak tilas untuk nguri-nguri sejarah,” jelas pemuda asal Desa Kradenan, Purwoharjo, Banyuwangi ini. (hoa/hen)