benteng Kedung Cowek Surabaya, saatnya dikelola dan dimanfaatkan.
Sumber :
  • tim tvone - tim tvone

Benteng Kedung Cowek Surabaya, Sudah Waktunya Dikelola dan Dimanfaatkan

Rabu, 28 September 2022 - 13:53 WIB

Surabaya, Jawa Timur - Melihat Benteng Kedung Cowek di pesisir pantai timur Surabaya terasa menyenangkan. Sosoknya megah. Kokoh. Terlihat tersembunyi di balik vegetasi yang lebat, sehingga tidak mudah dilihat dari laut. Betapa hasil rancang bangun yang luar biasa. Itulah benteng pertahanan pantai, kutsbaterrij, Kedung Cowek. Usianya lebih dari 100 tahun. Namun benteng ini seolah masih siaga menjaga keamanan pantai. 

Ady Setyawan, pegiat sejarah pertempuran dari Komunitas Roode Brug Soerabaia, memiliki lembar cetak biru (blue print) yang diperoleh dari Belanda tentang proyek pembangunan benteng.

“Ternyata benteng ini dibangun pada awal abad 20. Cetak birunya ditandatangani oleh Kapten Geni Proper di Batavia pada 15 Januari 1900,” jelasnya.

Sejak awal pembangunan, benteng ini sesungguhnya untuk memperkuat sistim pertahanan Surabaya. Ketika itu benteng pertahanan Pantai Kedung Cowek tidak satu-satunya pertahanan, karena di bagian lain pesisir Pantai Surabaya juga ada sistem pertahanan pantai seperti di Kalidawir, Semambung dan Ujung. Selain itu juga terdapat gugusan pertahanan pantai di pesisir Madura yang langsung menghadap ke Surabaya. Tapi semuanya sudah hancur, kecuali Benteng Kedung Cowek. Kini benteng Kedung Cowek menjadi satu-satunya benteng yang tersisa. The last standing fort. 

Pada pecah perang Surabaya 1945, benteng ini sempat digunakan pejuang Surabaya yang tergabung dalam Batalyon Sriwijaya. Mereka memanfaatkan benteng dan persenjataannya untuk menghadapi tentara Sekutu. Namun, di pihak pejuang ada sekitar 200 orang gugur di tempat ini. Peluru peluru tajam Sekutu menembus tubuh mereka. Bahkan peluru-peluru itu ada yang masih bersarang pada dinding-dinding benteng hingga sekarang. 

“Sayang pada kunjungan terakhir ke kolasi benteng pada Senin, 20 September 2022, lubang-lubang bekas proyektil pada tembok benteng telah ditambal. Diduga kuat pelakunya tidak mengerti arti bukti tembakan- tembakan itu. Dikira tembok itu berlubang, lalu ditambal. Ini kesalahan fatal yang telah menghilangkan bukti-bukti sejarah di tempat bersejarah,” ungkap Nanang Purwono, sejarawan Surabaya.

“Untung masih ada bukti pipa baja yang terlubang karena lesatan peluru panas Sekutu. Bisa dibayangkan betapa mematikan peluru itu ketika mengenai tubuh para pejuang,” lanjutnya.

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
09:38
07:39
01:28
02:06
02:17
04:11
Viral