Stadion Kanjuruhan.
Sumber :
  • Antara

Pengamat: Tragedi Kanjuruhan Bukan Kesalahan Satu Pihak, Apalagi Polisi

Kamis, 6 Oktober 2022 - 16:56 WIB

Jakarta -  Direktur Indonesian Publik Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan Tragedi Kanjuruhan merupakan resultan dan mismanajemen, krisis koordinasi, dan lemahnya kolaborasi antarpihak. 

Karenanya, Karyono menyebut peristiwa yang menewaskan ratusan orang itu bukan kesalahan satu pihak saja. 

"Tragedi Kanjuruhan merupakan resultan dan mismanajemen, krisis koordinasi, dan lemahnya kolaborasi antarpihak dalam penyelenggaraan urusan publik. Ini jelas bukan kesalahan satu pihak," kata Karyono kepada wartawan, Kamis (6/10/2022). 

Hal tersebut disampaikan Karyono terkait adanya pihak yang menyalahkan aparat kepolisian terkait penggunaan gas air mata saat kericuhan massa di Stadion Kanjuruhan

"Katakanlah, orang menyalahkan polisi karena menggunakan gas air mata. Itu betul, orang boleh marah. Tapi kan polisi juga tidak menyalahi prosedur karena dalam situasi darurat mereka boleh menggunakan emergency planning," ujarnya. 

Menurut Karyono, penyelenggara dan pihak-pihak lain yang mendapat keuntungan dari laga Arema FC versus Persebaya, juga harus ikut bertanggung jawab atas tragedi terbesar dalam sejarah sepakbola Indonesia itu. 

"Lalu bagaimana dengan organisasi penyelenggara dan pihak yang diuntungkan dalam bisnis siaran bola? Mereka juga pihak yang ikut bertanggung jawab," ucap pengamat politik itu. 

"Ada kesan itu pertandingan yang dipaksakan karena dalam suasana tidak kondusif pertandingan tetap dipaksa dilanjutkan. Ini kan aneh," terangnya. 

Semua pihak, lanjut Karyono, harus refleksi diri dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Di satu sisi, sebutnya, penegakkan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa itu juga harus berjalan. 

"Jadi sekali lagi, semua pihak harus refleksi diri dan menyampaikan permintaan maaf. Tentu penegakan hukum harus jalan. Tapi jangan lagi ada upaya menyudutkan pihak tertentu saja," pungkasnya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu. (ebs)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:14
02:49
06:34
01:55
02:35
01:52
Viral