- Istimewa
Densus 88 Datangi Pemkab Gresik Ajak Ulama dan Dai Menangkal Paham Radikalisme Berkedok Agama
Gresik, Jawa Timur - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri mendatangi kantor pemerintahan Kabupaten Gresik (Pemkab Gresik).
Kedatangan satuan khusus Kepolisian Negera Negara Republik Indonesia yang ditugaskan untuk menindak setiap tindak pidana terorisme yang ada di Indonesia itu, bukanya untuk melakukan penangkapan. Lalu untuk apa? Berikut ulasannya.
Sebagai upaya menangkal paham radikalisme berkedok agama, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror bersama Pemerintah Kabupaten Gresik, menggelar silaturahmi dengan da'i dan khatib se-Kabupaten Gresik. Silaturahmi dan pemaparan tekait paham radikal tersebut dilaksanakan di ruang Mandala Bhakti Praja kantor Bupati Gresik.
Kegiatan silaturahmi dengan para da'i dan khatib ini juga sebagai upaya mewujudkan islam wasathiyah untuk Indonesia damai. Seliturahmi juga melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan yang ada di Kabupaten Gresik.
Kanit 1 Subdit Kontraideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AKBP Moh Dofir, menjelaskan, silaturahmi ini menggandeng da'i dan khatib karena dianggap mereka memiliki peran strategis terjun langsung ke masyarakat untuk menyuarakan pencegahan intoleransi dan radikalisme.
"Kita mencegah, karena kebanyakan orang-orang yang terkena paham radikalisme dan intoleransi disebabkan informasi yang tidak akurat, pemahaman agama kurang, banyak belajar ke youtuber tidak ada gurunya," terang dia.
AKBP Dofir juga menegaskan bahwa kegiatan ini murni digelar untuk menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa Indonesia, tanpa ada unsur kepentingan politik.
"Makanya dengan kegiatan silaturahmi ini, semoga para da'i dan khatib ini mencegah dengan damai. Karena da'i dan khatib ini adalah corong untuk membantu pemberantasan intoleransi," tambahnya.
Bupati Gresik, Fandi Akmad Yani, menyampaikan bahwa toleransi dan suasana damai harus dijaga dengan baik demi keutuhan bersama. Disamping itu, da'i dan khatib berperan penting dalam membawa pesan perdamaian serta mengarahkan masyarakat untuk menghindari pemikiran dan perilaku intoleransi dan radikalisme.
"Da'i dan Khatib dianggap memegang peran sentral, mengingat pemeluk agama Islam menjadi mayoritas di Gresik," ujarnya, Kamis (13/10).
Menurut Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik, peran Da'i dan Khatib diharapkan mampu sebagai penyejuk umat dengan menebarkan pemahaman yang bernuansa perdamaian.
"Mari berikan masyarakat contoh perilaku yang mencerminkan kebaikan dan perdamaian melalui uswatun khasanah. Terlebih, agama hadir untuk membimbing dan mengarahkan pada kebaikan dan perdamaian," lanjutnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan Islam yang damai dan cinta tanah air guna mencegah intoleransi dan radikalisme di Indonesia.
Kabupaten Gresik sendiri menjadi titik ke-18 pelaksanaan kegiatan. Nantinya, agenda sama akan dilaksanakan merata di berbagai wilayah Indonesia oleh Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.(mhb/ppk)