- Muhammad Habib
Tanggul Kali Lamong Sepanjang 30 Meter Jebol, Puluhan Hektare Sawah Gagal Panen dan Ratusan Rumah Terendam Banjir
Gresik, Jawa Timur - Tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir, menyebabkan jebolnya tanggul sungai Kali Lamong di Gresik, hingga sepanjang 30 meter. Akibatnya, puluhan hektar lahan pertanian terancam gagal panen, tidak hanya itu, banjir juga mulai merendam ratusan rumah warga di Dusun Medio dan Dusun Cermenlerek, Kecamatan Kedamean Gresik, Senin (24/10/2022).
Derasnya arus banjir yang mulai masuk kepemukiman penduduk, membuat sejumlah warga yang tinggal di bantaran sungai Kali Lamong memilih mengevakuasi harta bendanya ketempat yang aman, agar tidak rusak terendam banjir luapan Kali Lamong.
Jebolnya tanggul sungai Kali Lamong terjadi sekitar pukul 11.00 Wib. Awalnya hanya sekitar satu koma lima meter. Namun akibat derasnya arus banjir, membuat area tanggul yang jebol terus meluas hingga mencapai kurang lebih 30 meter.
Kepala Desa Cermenlerek, M. Suhadi mengatakan ada dua dusun yang terdampak. Di Dusun Medeo 120 warga dan Dusun Cermenlerek 75 warga.
"Total hampir 200 warga terdampak," kata Suhadi, Senin( 24/10/2022).
Dikatakan Suhadi, langkah awal yang dilakukan yakni menyiapkan sejumlah tempat pengungsian. Seperti di Balai desa, di depan rumah warga yang tidak kebanjiran dan di tepi jalan desa yang bisa dipakai mengungsi serta mendirikan posko.
'Warga sudah menaruh barang-barang ke tempat lebih tinggi agar tidak terendam air, seperti gabah, pupuk dan lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mendatangi lokasi tanggul jebol sungai anak Kali Lamong di Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Gresik. Tanggul jebol kurang lebih panjangnya 30 meter. Lokasinya kurang dari 100 meter dari Sungai Kali Lamong.
"Ini jebol di posisi anak Sungai Kali Lamong di Desa Cermenlerek," ucapnya.
Langkah sementara yang diambil bersama BPBD, BBWS Bengawan Solo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) akan memasang bojong di lokasi tanggul anak Kali Lamong yang jebol. Langkah ini untuk mengurangi dampak luberan air yang masuk ke area persawahan hingga pemukiman warga.
"Menunggu air bisa berkuang, alat sudah di sini tinggal menggeser ke titik jebol tinggal memasang bambu bronjong agar air tidak masuk ke desa terlalu parah. Sementara itu dulu," tambahnya.
Menurutnya tanggul di Desa Cermen memang kurang kuat, sehingga rawan jebol. Sementara di sisi Desa Beton, Menganti, tanggul sudah kuat karena sudah diperbaiki.(mhb/ade)