- tim tvone - zainal ashari
Setelah 2 Tahun Vakum, Kreasi Pottery dari Tanah Liat Mulai Bangkit
Surabaya, Jawa Timur - Workshop Pottery menjadi alternatif untuk pecinta seni. Pelatihan membuat keramik dengan bahan tanah liat kini mulai digemari. Nabilla Humaira selaku penggagas acara mengatakan, kegiatan yang digelar pada akhir pekan ini sebagai relaksasi dari sibuknya rutinitas pekerjaan maupun sekolah, karena selama 2 tahun masa pandemi gelar asah Seni Rupa hampir ditiadakan total.
“Kegiatan ini digelar untuk menyalurkan ketertarikan masyarakat Surabaya terhadap seni. Di samping itu, tentunya pottery class ini dapat dijadikan kegiatan untuk relaksasi atau melepas penat dari berbagai aktivitas sekolah maupun pekerjaan, terlebih sudah 2 tahun kreatifitas asah seni rupa ditiadakan,” katanya.
Sejumlah peserta workshop dari berbagai kalangan, mulai pelajar hingga mahasiswa membentuk Pottery dari tanah liat dengan teknik Hand Built, dimana dalam membentuk tanah ini harus memakai tangan tanpa menggunakan mesin atau meja putar. Peserta pun dibebaskan untuk membentuk tanah liat sesuai yang mereka inginkan.
Setelah tanah terbentuk maka dilakukan pewarnaan. Proses selanjutnya tanah liat harus melalui proses pembakaran dan pengglasiran, namun dilakukan oleh pihak penyelenggara di tempat khusus dengan tingkat kepanasan tertentu.
Melly, salah satu peserta kelas Pottery mengaku baru pertama kali membuat keramik seperti ini.
“Seru sekali baru kali ini saya belajar kreasi tanah liat ini dibentuk sesuai imaginasi kita, bahkan tadi saya sempat nggak yakin ternyata jadi juga kreasi saya,” tutur Melly.
Dipandu oleh Felicia, selaku pengajar dari Nest Studio, para peserta diajak untuk mengikuti proses pembentukan tanah dengan menggunakan teknik hand-built. Pada teknik ini peserta menggunakan tangan untuk membentuk keramik tanpa menggunakan mesin atau meja putar.
Disediakan pula beberapa alat untuk mendukung proses pembuatan, seperti alat ukir, dough roller (penggiling adonan). Teknik selanjutnya yaitu dengan proses pewarnaan keramik. Dalam momen ini peserta mewarnai bentuk-bentuk hasil karyanya dengan ragam warna kesukaan.
Proses yang tak kalah penting adalah pembakaran dan pengglasiran dari karya pottery yang dihasilkan peserta. Berbagai karya unik dan menarik dari 15 peserta tersebut akan dibakar untuk memperkokoh keramik serta diglasir sebagai proses finishing. Proses ini memerlukan waktu selama beberapa minggu, sehingga peserta harus menunggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan karya keramik tersebut pun dapat digunakan. (zaz/hen)