- tvOne - m habib
Meriahnya Karnaval Budaya Driyorejo Gresik, Puluhan Wanita Kebaya Merah Berlenggak Lenggok Hibur Warga
Gresik, Jawa Timur - Ribuan warga di Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik menggelar karnaval budaya memperingati Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda, Minggu (20/11).
Uniknya, puluhan peserta perempuan dan sejumlah pria memakai kostum 'Wanita Kebaya Merah" yang viral, sambil berjoget dan berlenggak lenggok dijalanan bak artis dadakan, hingga mengundang gelak tawa warga desa yang menonton dipinggir jalan.
Suparni salah satu peserta karnaval Driyorejo, kompak yang memakai kostum wanita kebaya merah. Ia mengaku sengaja memakai kebaya merah karena sedang viral, yang salah satu pemerannya memakai kebaya merah. Selain itu kebaya merah dia anggap merupakan busana adat di Indonesia.
"Ini soalnya lagi viral ini. Makanya kita memakai kebaya merah. Dandannya itu dua jam ini. Sama soflen, wig dua jam," tutur Suparni.
Tidak kalah heboh dari Suparni, Parmin mengaku rela berdandan seperti wanita dengan menggunakan kebaya merah, karena video wanita kebaya merah viral menggegerkan dunia maya.
Dirinya nekat berkostum kebaya merah agar bisa menarik perhatian warga yang menonton jalannya karnaval Desa Driyorejo. Meskipun berjalan kaki lebih dari dua kilometer, Parmin mengaku sangat senang.
"Makanya kita dandan seperti ini mas, kebaya merah lagi viral- viralnya. Bisa jalan berlenggak- lenggok. Tadi jalan setengah jam tapi tidak capek. Happy ini," sambung Parmin.
Kepala Desa Driyorejo, Gresik, Choirul Machmud mengatakan, kegiatan karnaval budaya yang menjadi agenda tahunan Pemdes Driyorejo dan Karang Taruna Desa itu sebagai wujud kekompakan warga Driyorejo dalam memperingati Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda. Warga pun rela mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah agar dapat ikut dalam karnaval budaya.
"Meski sempat diguyur hujan deras tapi karnaval berlangsung meriah. Diikuti 27 RT dari empat Dusun, yakni Driyorejo, Semambung, Karanglo, dan Lopang. Biaya sewa kostum per RT bisa mencapai 5 hingga 20 juta rupiah," kata Kades Choirul.
Sementara itu, Arif Alfianto, ketua Karang Taruna Driyorejo, Gresik mengatakan, pihaknya sengaja menggelar karnaval dengan tema Keanekaragaman Nusantara, sebagai bentuk kecintaan warga Driyorejo kepada budaya di Indonesia. Karnaval juga jadi wadah berkumpulnya warga karena setiap harinya disibukkan kegiatannya masing-masing.
"Karnaval kali ini dengan tema budaya. Untuk memeriahkan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Sangat antusias sekali warga Desa Driyorejo. Makanya untuk temen- temen Karang Taruna juga Pemdes akan terus-menerus melakukan kegiatan-kegiatan yang seperti ini," tutur Arif.
Arif menambahkan, untuk sewa kostum dan baju yang dipakai para peserta ada yang dibuat dari sampah daur ulang. Rata- rata peserta menghabiskan biaya antara satu hingga dua juta rupiah. Harapannya karang taruna dapat memupuk rasa nasionalisme yang lebih tinggi. Warga desa bisa hidup damai dan rukun serta dapat bertemu di acara karnaval.
"Karena setiap harinya tidak bisa ketemu. Ya disinilah kita akan kumpul," pungkasnya.
Pada karnaval budaya Desa Driyorejo tahun ini aneka ragam seni budaya dihadirkan diantaranya, adat Jawa, suku Dayak, Bali, karapan sapi Madura, hingga replika ikan bandeng raksasa yang merupakan icon kota Gresik yang menjadi sentra petani ikan bandeng yang terkenal dengan rasanya yang gurih dan khas. (mhb/gol)