- tim tvone - zainal ashari
Ribuan Warga Surabaya Pesta Kopi, Java Coffee Culture (JCC) di Jalan Tunjungan Surabaya
Surabaya, Jawa Timur - Semarak mlaku-mlaku nang Tunjungan Minggu malam terlihat berbeda. Ratusan tenant kopi tradisional berjajar, menyuguhkan berbagai macam kopi dari penjuru tanah air. Java Coffee Culture (JCC) yang digelar di Jalan Tunjungan Romansa Surabaya, merupakan kerjasama Kantor Wilayah Bank Indonesia Jawa Timur menggandeng Pemerintah Kota Surabaya.
Dalam kegiatan tersebut, berbagai suguhan menarik dapat dinikmati masyarakat umum, seperti showcase kopi nusantara, kreasi jajanan pasar hingga sejumlah atraksi carnival. Dalam kesempatan tersebut Budi Hanoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa Penyelenggaraan JCC 2022 ini, dimulai di hari pertama dengan eduCoffee (coffeetalk dan coffeepreneur), cupping experience (business matching), workshop brewing, showcase UMKM, dan dilanjutkan dengan berbagai lomba dan kompetisi.
“Jumlah pengunjung hari kedua JCC 2022 mencapai 5329 orang. Adapun peserta yang mengikuti acara EduCoffee dan Workshop Brewing, pada hari pertama sebanyak 1945 peserta umum dan 33 pelaku UMKM,” kata Budi Hanoto.
Acara itu telah dibuka pada Sabtu (26/11/2022) dan puncak acaranya jatuh pada Minggu (27/11).
Budi Hanoto Kepala Kanwil BI Jatim menambahkan bahwa acara tersebut diadakan sebagai upaya untuk mendorong perkembangan komoditas kopi di Jawa.
"Indonesia merupakan produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam, dan di Indonesia sentralnya berada di Jawa. Oleh karena itu eksistensi pelaku usaha kopi harus berkembang," ucapnya saat memberi sambutan.
Ia mengatakan bahwa kopi merupakan komoditas yang mampu menopang pemulihan ekonomi nasional, sehingga ekonomi dapat tumbuh secara cepat, inklusif dan berkesinambungan.
"Kopi menjadi salah satu sumber perekonomian baru di tengah tantangan situasi domestik maupun global, kopi memiliki potensi yang sangat penting," ucapnya.
Dalam acara yang bertema "Beyond a Cup of Coffee" itu, ia juga menyampaikan bahwa dalam melihat kopi jangan hanya sebatas mananam dan memetik, melainkan harus mengolah dan mengemas.
Menurutnya, agar tumbuh inovasi dalam perkopian sekaligus, dapat meningkatkan ekonomi pelaku usaha kopi.
Sementara itu, data produksi kopi di Jawa pada tahun 2021 mencapai 99.000 ton. Jatim mendominasi produksi tersebut dengan angka mencapai 49.000 ton. Kemudian disusul oleh Jabar 23.000 ton, Jateng 25.000 ton serta wilayah lainnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kinerja ekspor kopi Jawa secara kesehatan juga mengalami pertumbuhan, yakni sebesar 29,1 persen pada triwulan III 2022 atau senilai USD 62,5 juta. Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni USD 65,1 juta. Sedangkan pangsa pertumbuhan kopi Jatim 84,9 persen.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Java Coffee Culture merupakan event penting yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan usaha kopi, baik domestik maupun ekspor.
Ia berharap, melalui acara tersebut produk olahan kopi dapat terus berkembang dengan baik, sehingga dapat memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
"Semoga mampu mendorong ekonomi kreatif dan berkelanjutan dengan rangkaian nilai yang berbasis go global dan go digital dari hulu sampai hilir," pungkasnya. (zaz/hen)