- tim tvone - sandi irwanto
Pecahkan Rekor Muri, 50 Ribu Pelajar SD dan SMP Ikuti Tari Remo Massal di Jembatan Suroboyo
Surabaya, Jawa Timur – Lebih dari 50 ribu pelajar SD dan SMP di Surabaya mengikuti tari tradisional remo, yang digelar Pemerintah Kota Surabaya. Tari remo massal yang dilakukan di sejumlah titik di Kota Pahlawan ini memecahkan Rekor Muri.
Tari remo massal ini digelar secara serentak di beberapa titik, diantaranya di Jalan Tunjungan, Taman Bungkul, tempat- tempat bersejarah dan di lebih dari 300 sekolah SD maupun SMP di Surabaya.
Tari tradisional remo ini sendiri dipusatkan di Jembatan Suroboyo, Jalan Kenjeran Surabaya. Ribuan siswa SD dan SMP di atas jembatan ini menari remo secara kompak dan rancak. Mereka sudah melakukan persiapan untuk mengikuti tari remo massal ini dengan berlatih selama satu bulan.
“Saya dan teman-teman berlatih menari remo sejak satu bulan terakhir ini. Latihannnya di halaman sekolah sama teman-teman dilatih sama guru penari,” ungkap Satria Cakrawala, pelajar SDN Mojo Surabaya.
“Menarinya gampang kok asalkan kita menyimak dan tekun berlatih, kita bisa menari remo ini susah sangat senang. Tariannya asik. Tangan dan kaki gerak semua. Kita senang ikut menyemarakkan tari remo ini,” kata Erika, pelajar SMPN 32 Surabaya.
Para peserta tari remo ini sejak pagi datang ke lokasi Jembatan Suroboyo, tempat tari remo dipusatkan.
“Banyak sekali kita menari remo di sini sama teman-teman pelajar SD dan SMP di Surabaya. Perasaannya senang sekali bisa ikut tari remo massal terus dapat penghargaan rekor MURI,” ujar Baginda Maulana, siswa SDN Kertajaya, Surabaya.
Aksi seni tari tradisional remo yang diikuti 50 ribu pelajar SD dan SMP ini berhasil memecahkan Rekor MURI. Piagam penghargaan Rekor Muri ini diserahkan langsung oleh pihak MURI kepada Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, yang didampingi Wakil Walikota Armudji.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bangga dengan tari remo yang dilakukan para pelajar dan memecahkan rekor muri ini. Munurutnya, para pelajar di Surabaya harus tahu sejarah tari remo, yang dulu dijadikan sarana untuk berjuang melawan penjajah.
“Jadi para pelajar dan kita semua harus tahu sejarah tari remo ini. Biar tidak asal dan sekedar lihat orang nari remo senang. Tapi tari remo ini dulu juga dijadikan sarana perjuangan melawan penjajah. Para seniman menyemangati pejuang kita dengan tari remo,” ujar Eri dalam sambutannya.
Eri Cahyadi berharap dengan adanya tari remo yang berhasil memecahkan Rekor Muri ini membuat para pelajar di Surabaya terus bersemangat dan kreatif. Selain itu, para pelajar diminta untuk mengenal sejarah dan budaya sendiri dari pada budaya asing, yang kini gencar masuk ke Indonesia melalui media sosial.
“Budaya asing itu semakin genjar masuk di Indonesia maupun di Surabaya melalui media sosial. Makanya, kita semua tidak boleh mudah terpengaruh budaya asing, tapi harus mempelajari dan paham budaya kita sendiri, termasuk tari remo ini,” tandasnya. (msi/hen)