- Didi Syachwani
Jelang Idul Adha, Hampir Semua Kebutuhan Pokok di Sampit Naik Melebihi 50 Persen
Kotawaringin Timur, Kalteng - Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga-harga kebutuhan pokok di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), khususnya daging sapi dan ayam, serta sayuran, mengalami kenaikan harga yang signifikan. Rata-rata mengalami kenaikan di atas 50 persen. Kondisi ini tentunya dikeluhkan para pedagang, sebab jumlah pembeli menjadi jauh menurun.
"Pembeli tentunya ingin harga yang murah, tapi mau bagaimana lagi, semua pada naik. Ini saja kami jual dengan harga yang terendah dengan keuntungan yang sangat tipis," kata Mansyah, salah seorang pedagang daging sapi di pasar PPM Sampit, Selasa (14/6/2022).
Menurut Mansyah, saat ini harga daging yang sebelumnya mereka jual di kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu, sekarang naik menjadi Rp 150 ribu.
Berdasarkan pantauan di los pedagang sayur dan ikan di pasar tradisional Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, selain daging sapi, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok juga terjadi pada daging ayam potong, yang sebelumnya dijual Rp 35 ribu, sekarang naik menjadi Rp 50 ribu.
Begitu pula dengan bawang merah yang sebelumnya per kilogramnya Rp 30 ribu naik menjadi Rp 60 ribu. Demikian pula bawang putih, dari Rp 25 ribu, menjadi Rp 55 ribu.
Kol atau kubis, dari Rp 9 ribu, kini naik menjadi Rp 18 ribu. Sawi hijau Rp 10 ribu, menjadi Rp 15 ribu. Daun bawang Rp 15 ribu, kini menjadi Rp. 25 ribu.
Harga cabe yang seminggu lalu masih berkisaran di harga Rp 50 ribu per kg, kini meroket menjadi antara Rp 110 ribu hingga Rp 130 ribu.
Menurut Supardi, salah seorang pedagang sayur di pasar PPM, kenaikan harga kebutuhan pokok yang ia jual dikarenakan pasokan barang sangat minim sekali, terutama kiriman dari pulau Jawa.
"Pasokannya memang sedikit mas. Selain itu harga dari pengepul yang dijual ke kami juga sudah tinggi. Misalnya untuk sayur kol, dulu kami bisa jual Rp 9 ribu, tapi sekarang harga dasarnya saja sudah Rp 16 ribu, sehingga kami terpaksa menjualnya hingga Rp 18 ribu. Kan ada risiko rugi jika kolnya rusak," ungkap Supardi, memberikan alasan kenaikan harga.
Pedagang berharap, di tengah kondisi ini ada perhatian dari pemerintah daerah untuk turun menstabilkan harga, apalagi sekarang lebaran Idul Adha sudah sangat dekat.
"Gak ngerti caranya gimana, pemerintah daerah sebisa mungkin agat turun tangan mengatasi hal ini. Setidaknya mereka melakukan pengawasan barang dan harga khususnya ditingkat pengepul, agar jangan sampai adanya permainan harga. Kami tahunya jika pengepul bilang naik, ya kami jual naik juga," kata pedagang sayuran lainnya yang mengaku bernama Edy. (dsi/act)