Peninggalan sejarah berupa Benteng Amsterdam tersebut yang dibangun oleh Gerrard Demmer pada tahun 1942..
Sumber :
  • Tim Tvone-Christ Belseran

Andalkan Sejarah dan Budaya, Desa Wisata Negeri Hila di Maluku Masuk 50 Besar ADWI 2022

Senin, 12 September 2022 - 09:12 WIB

Maluku Tengah, Maluku - Peninggalan sejarah berupa Benteng Amsterdam tersebut yang dibangun oleh Gerrard Demmer pada tahun 1942. Awalnya merupakan gudang rempah pertama di Indonesia dan menjadi awal jalur rempah dimulai. Desa Wisata Negeri Hila sebagai lokasinya, terletak di pantai utara Pulau Ambon yang berjarak sekitar 37 km dari pusat kota dan 46 km dari Bandara Internasional Pattimura Ambon dan dapat dijangkau dengan kenderaan roda dua maupun roda empat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi Desa Wisata Negeri Hila di Maluku Tengah yang berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 dengan daya tarik utama wisata sejarah dan budaya.

Menparekraf Sandiaga saat visitasi 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (50) di Desa Wisata Negeri Hila di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Minggu (11/9/2022), menjelaskan desa yang memiliki keunggulan peninggalan sejarah Benteng Amsterdam ini memiliki banyak cerita sejarah tentang awal mula jalur rempah yang terkenal di dunia itu.

“Ini merupakan titik nol dan awal mula dari jalur rempah dunia. Ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih banyak sejarah tentang kekayaan budaya di Indonesia. Apresiasi kami untuk Kelompok Sadar Wisata dan Pemerintah Daerah,” kata Menparekraf Sandiaga.

Selain benteng berwarna putih dan beratap merah itu, ada juga bangunan sejarah lainnya seperti Gereja Immanuel yang dibangun oleh masyarakat Muslim di sana dan kemudian terdapat Masjid Hasan Soleman yang merupakan masjid tertua didirikan pada tahun 1702, konstruksi masjid ini tidak menggunakan paku pada bangunannya.

“Ini menunjukkan toleransi beragama di sini sangat kuat. Semua bergotong royong tanpa melihat agama. Inilah yang menjadi daya tarik desa ini selain keindahan alamnya yang juga sangat kuat,” katanya.

Menparekraf berharap kegiatan ini bisa menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Selain juga mendorong daerah untuk dapat menciptakan desa wisata baru selanjutnya yang dapat membangkitkan ekonomi desa. “Kebangkitan ekonomi harus berawal dari desa-desa untuk membangun Indonesia,” kata Menparekref, Sandiaga.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral