- Tim tvOne/Rika Pangesti
Terungkap! Penyebab Kematian Keluarga Kalideres Sudah Ditemukan, Polisi Bakal Umumkan
Jakarta - Selama tiga pekan berjalan, polisi melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab dibalik kematian satu keluarga yang tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat.
Teranyar, polisi berhasil mengungkap penyebab serta motif dari kematian misterius itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan, pihaknya telah berhasil mengantongi temuan-temuan dari berbagai tim yang dianggap menjadi kesimpulan dari hasil penyelidikannya selama ini.
"Hasil analisa dan evaluasi hari ini antara tim penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik dan laboratorium forensik sudah ditemukan sebab-sebab kematian, didukung oleh fakta-fakta yang scientific," ungkap Hengki, Senin (5/12/2022).
Hengki menjelaskan, sebab-sebab kematian itu berhasil didapat dari hasil temuan gabungan tim penyidik kepolisian dan tim gabungan ahli forensik.
"Dari tim psikologi forensik juga ditemukan fakta-fakta yang ternyata mendukung temuan dari tim kedokteran forensik," kata dia.
"Termasuk penyelidikan lain berupa digital forensik dan penyelidikan konvensional yang lain yang dilakukan oleh penyidik," tambahnya.
Menurut Hengki, metode penyelidikan yang digunakan pihaknya dan tim gabungan berkaitan dan saling mendukung. Sehingga berhasil mengungkap penyebab utama kematian sekeluarga itu.
"Artinya metode penyelidikan induktif (dari olah TKP, bukti-bukti materil yang ada di TKP) serta penyelidikan deduktif berupa keterangan saksi-saksi serta petunjuk di luar TKP saling mendukung," ucapnya.
"Dan memperoleh keindetikan satu sama lain sehingga menjadi suatu kesimpulan," sambung dia.
Lebih lanjut, Mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu mengatakan, hasil dari penyelidikannya itu akan diumumkan pada Jumat 9 Desember 2022 mendatang.
Hal ini, kata Hengki, sembari menunggu laporan dari tim kedokteran forensik dan ahli sosiologi agama.
"Sambil menunggu penyusunan laporan akhir dari kedokteran forensik khususnya patologi anatomi dan pemeriksaan dari ahli sosiologi agama," pungkasnya. (rpi/ebs)