- Tim Tvone-Idris Tajannang
Minyakita Langka dan Mahal, Warga dari Berbagai Wilayah di Sulawesi Selatan Berburu Minyak Curah di Gowa
Kabupaten Gowa, tvOnenews.com - Distributor minyak goreng curah, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, diserbu pedagang di pasar hingga pelaku UMKM dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.
Salah satu pelaku umkm yang datang membeli minyak goreng curah di distributor yang berada di jalan Malino, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa ini adalah pelaku UMKM asal Kabupaten Takalar.
"Minyakita (minyak Subsidi) dari pemerintah di pasaran mulai langka, kalaupun ada harganya lebih mahal dari minyak curah," jelas Syamsiah, pelaku usaha gorengan asal Kabupaten Takalar.
Ia mengaku, jika sulitnya mendapatkan Minyak Goreng subsidi dari pemerintah (Minyakita) di pasar-pasar tradisional.
Ia pun memilih mencari minyak goreng curah di distributor meskipun jaraknya jauh, selain harganya murah, minyak curah juga mudah di dapatnya.
"Saya beli sekitar 4 jerigen 20 liter, sekalian untuk stok beberapa hari kedepan, karena kita ini penjual gorengan, dipasar ada minyak tapi mahal, kalaupun ada yang murah biasanya cepat habis," tutupnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang jagung asal kota Makassar, juga ikut mencari minyak goreng di distributor yang berada di Kabupaten Gowa ini.
Ia mengaku, sejak subuh, ia sudah mulai antri untuk mendapatkan minyak goreng curah, karena harganya murah.
"Saya dari subuh sudah antri disini, karena di Makassar susah menemukan minyak curah, kalaupun ada di pasaran harganya juga lumayan mahal," jelas Tono, pedagang kerupuk dan jagung asal Makassar.
Ia juga memesan minyak goreng curah sebanyak 25 jerigen sebagai stok untuk digunakan beberapa hari kedepannya.
Sementara itu, distributor minyak goreng mengaku jika minyak yang disediakannya itu, diutamakan untuk pelaku UMKM dan ibu rumah tangga.
"Untuk sementara, minyak goreng curah yang kita sediakan ini, kita utamakan untuk pelaku UMKM dan ibu rumah tangga," jelas Noviana, selaku distributor.
Untuk minyak yang dijual kembali, kata Noviana, ia memilih mengantarkan lansung pesanan pedagang sambil memasang spanduk di lokasi jualan para pedagang yang diantarkannya agar harganya tidak dinaikkan.
"Minyak yang dijual kembali oleh pedagang, kita antarkan lansung dan memasang spanduk agar harganya tidak dinaikkan sesuai harga eceran yang ditetapkan," tegasnya.
Sejak memasuki awal tahun 2023 minyak goreng subsidi dari pemerintah (minyakita) mulai langka di pasar tradisional, meskipun ada, harganya pun mahal.
Begitu juga dengan minyak curah, sejumlah pedagang eceran di pasaran dan juga pelaku UMKM mengeluhkan keberadaan minyak curah yang mulai langka. Kalaupun ada, pedagang justru mengeluhkan harganya yang melambung tinggi. (Itg/ask)