- idul abdullah
Pesantren Kilat Ramadan Warga Binaan Pemasyarakatan
Makassar, tvOnenews.com - Rumah Tahanan (rutan) Makassar menggelar program Pesantren kilat Ramadan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar. Kegiatan tersebut fokus mengkaji Fiqih Ibadah yang menghadirkan salah satu Pakar Hadist Sulawesi Selatan, DR. K.H. Syahrir Nuhun, Lc., M.Th.I. Senin (3/4/2023).
“Mungkin ada yang sudah paham, mungkin ada juga yang belum paham sama sekali. Jadi saya minta ikuti dengan tertib, serap ilmunya karena ini akan kita terapkan dalam beribadah di kehidupan sehari-hari,” ujar Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch. Muhidin, saat membuka kegiatan Pesantren Kilat Ramadan.
Lebih lanjut, Moch. Muhidin berharap warga binaan dapat menggunakan momentum Ramadan untuk meraih ilmu sebanyak-banyaknya dan sebaik mungkin agar mendapat keberkahan di bulan Ramadan.
“Pesantren kilat ini akan berlangsung selama 3 hari. Mari sama-sama belajar, gunakan waktu dan kesempatan ini dengan hati yang lapang. Semoga kita semua dapat memperoleh manfaat di bulan Ramadan ini,” ajak Ka Rutan.
Semnatara itu Kepala Seksi Pelayanan Tahanan, Angga Satrya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan salah satunya dalam pembinaan kepribadian bagi warga binaan di bidang rohani.
"Dilaksanakannya kegiatan ini merupakan amanat dari UU Pemasyarakatan yang baru, yaitu pembinaan para warga binaan selama menjalani masa pidana di Rutan, salah satunya pembinaan kerohanian di bulan suci Ramadan," ujar Angga.
Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan, Muhammad Ramadlon Afwan menambahkan bahwa kegiatan tersebut sistemnya berkelanjutan dan akan mengupas tentang fiqih thaharah, fiqih sholat serta fiqih puasa.
"Alhamdulillah banyak warga binaan yang berminat untuk ikut kajian ini. Terdaftar pesertanya hampir mencapai 500 orang. Setiap blok mengirimkan anggotanya, termasuk dari blok khusus perempuan ada 35 orang," jelasnya.
Salah satu warga binaan peserta pesantren kilat, Mia (32) mengaku sangat tertarik dan bersyukur bisa memperoleh kesempatan untuk belajar fiqih ibadah. Menurutnya hal tersebut sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari.
“Bagus ki caranya menjelaskan ustadznya. Apalagi hari ini fokus membahas fiqih thaharah, bagaimana bersih dan suci dari segala kotoran, menghilangkan hadas dan Najis yang selama ini hanya sekilas dipelajari waktu SD atau SMP. Alhamdulillah hari ini dapat ilmunya, benar-benar dikupas dengan jelas. Mudah-mudahan bisa saya terapkan dan istiqamah,” ungkap Mia yang juga merupakan Tahanan Pendamping (Tamping) Program Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa (Dirosa) di blok perempuan.
(amn/asm)