- Antara
Waspada Potensi Awan Panas Guguran Karangetang
Manado, tvOnenews.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM berharap masyarakat tetap waspada adanya potensi awan panas guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat roboh bersamaan dengan keluarnya lava. Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor," ujar Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto dalam rilis yang dibagikan Pos Gunung Api Karangetang dalam grup percakapan di Manado, Kamis.
Evaluasi PVMBG menyebutkan bahwa erupsi efusif Gunung Karangetang menunjukkan adanya penurunan, leleran lava dan guguran lava tidak teramati. Sementara dari seismisitas jenis gempa guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (lava meluncur) sudah menurun, bahkan sejak tanggal 6 April 2023 gempa guguran tidak terekam.
Sedangkan jika dilihat dari aktivitas tersebut kemungkinan suplai magma juga mulai berkurang atau energi dorongan kurang kuat, sehingga lava tidak dapat keluar. Sementara untuk gempa fase banyak mulai meningkat.
Akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir, sehingga masyarakat yang tinggal di sekitar daerah guguran lava pijar harus selalu berhati-hati. Utamanya warga yang tinggal di sekitar daerah lembah atau sungai yang dilintasi guguran lava.
Saat ini PVMBG telah menurunkan status aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dari siaga level III menjadi waspada level II mulai Rabu, 26 April 2023 pukul 16.00 WITA kemarin, setelah terjadi erupsi efusif pada 8 Februari lalu.
Saat terjadi erupsi, warga yang bermukim di sekitar gunung tersebut terpaksa harus mengungsi karena potensi terjadinya awan panas guguran seperti yang terjadi pada beberapa waktu lalu yang sangat membahayakan warga sekitar.