- Wawan Setyawan
Penampakan Karpet Berlogo Kabupaten Maros Seharga Rp 600 Juta
Maros, tvOnenews.com - Pemerintah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. membeli karpet seharga Rp 600 juta untuk digunakan di ruang pola kantor bupati usai dilakukan rehabilitasi. Uniknya karpet berwarna itu memliki logo Kabupaten Maros berukuran besar.
"Anggarannya Rp 600 juta khusus karpet, panjang 18 meter, dengan lebar 22 meter," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan dan Pertahanan (PUTRPP) Maros Moetazim Mansyur, Kamis (28/12/2023).
Pembelian karpet ini masuk dalam sejumlah proyek pembenahan kantor Bupatu, seperti kanopi dua sisi depan, pemberian akses disabilitas di Baruga A dan B, lantai dua depan Kantor Sekda hingga ruang pola.
Karpet yang sebelumnya yang cenderung polos kini terganti dengan karpet berwarna biru dengan logo Pemda Maros di depan panggung.
Kadis PUTRPP menjelaskan, pembuatan karpet, pihaknya telah berdiskusi terlebih dahulu dengan bagian protokol pemda.
"kemarin saya sudah koordinasi dengan bagian protokol, namun tidak ada permasalahan," jelasnya.
Sehingga logo yang menjadi representasi Kabupaten Maros tidak akan terinjak saat ada kegiatan maupun rapat di ruang pola. Mansyur menabahkan karpet tersebut memiliki kualitas terbaik.
"Nanti kalau ada acara kan ada pengaturan kursinya, tidak di atas logo pemda, menurut kami justru ada estetika di dalamnya," terangnya.
Sementara budayawan Maros, Lory Hendra Jaya, menyebut Pemerintah khususnya Dinas PU melakukan evaluasi pemasangan logo Pemda di area karpet yang peruntukannya untuk jalan.
"Saya sebagai budayawan ini ndak benar ini, sebaiknya dievaluasi, ini sama dengan menginjak-injak logo kabupaten kita di Maros,"ungkapnya.
Lory mengaku logo tersebut dibuat mengandung banyak representasi makna, harapan, falsafah dan cita-cita masyarakat Kabupaten Maros.
"Kasihan kita ini. kalau logo yang menjadi manifestasi kabupaten hebat ini kita simpan di lantai dan siapapun akan menginjak injaknya, saya minta Pemda untuk meninjau ulang hal ini jangan sampai kita merasa kreatif padahal kita menurunkan nilai daerah kita," tambahnya.
Ruang pola kantor Bupati Maros ini sebelumnya seringkali dijadikan sebagai tempat pelantikan, ruang rapat, dan juga kegiatan dari berbagai organisasi. (wsn/frd)