- Jamil Azali
Menilik Sejarah Masjid Tua Jila Ul Qulub Peninggalan Sultan Buton ke-7 yang Kini Berusia Hampir 5 Abad
Baubau, tvOnenews.com - Sebagai salah satu kerajaan islam yang besar di masa kejayaannya, Kesultanan Buton banyak meninggalkan jejak peradaban islam salah satunya masjid tua Jila Ul Qulub peninggalan Sultan Buton ke-7 yang kini berusia hampir lima abad.
Masjid tua Jila Ul Qulub dibangun pada abad ke-17 Masehi oleh Sultan Buton ke-7 yakni Sultan La Saparagau yang naik tahta pada tahun 1645 Masehi hingga 1646 Masehi dengan gelar Oputa Mo Polina Pauna. Masjid ini berlokasi di Kelurahan Bukit Wolio Indah, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Menurut mantan Imam Masjid Agung Keraton Buton, La Ode Abdul Muzakkir, pembangunan masjid ini dilatar belakangi bertambahnya populasi penduduk yang mulai ramai di perkampungan Sorawolio. Kala itu Sultan La Saparagu merasa wilayah tersebut sudah layak untuk dimekarkan menjadi sebuah wilayah kadie atau distrik yang dipimpin seorang lakina atau pejabat tinggi kesultanan.
"Sultan Saparagau dilantik sebagai Sultan Buton ke-7 maka beliau pun berujar bahwa Sorawolio pun telah ramai wajiblah dimekarkan menjadi satu Kadie yang pimpin salah seorang Lakina Sorawolio yaitu Pangka dalam hal ini pejabat tinggi dan dibangunlah masjid bersama bentengnya, "jelas Muzakkir.
Sultan La Saparagau kemudian membangun benteng yang diberi nama benteng Sorawolio sekaligus mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Jila Ul Qulub di dalam kawasan benteng.
"Tujuan pembangunan benteng dan masjid tersebut oleh Sultan La Saparagau agar masyarakat setempat dapatlah menjalankan ibadah dalam syariat Islam kemudian mesjid tersebut juga dapatlah membantu Masjid Agung Keraton Buton dan masjid yang ada di barata-barata (wilayah Kesultanan Buton) lain dalam mempertahankan negeri ini secara batiniah, "tambah Muzakkir.
Masjid ini sempat terbengkalai selama puluhan tahun akibat perpindahan penduduk hingga atap dan rangka atas masjid ambruk, hanya dinding masjid yang berupa tembok tebal masih asli dan tampak kokoh. Kemudian pada tahun 2016 masjid tersebut kembali dibenahi dan mulai difungsikan setahun kemudian hingga saat ini.
Dinding masjid yang masih asli terbuat dari susunan batu yang direkatkan menyerupai benteng dengan ketebalan dinding mencapai 50 cm dan tinggi sekitar 2 Meter. Terdapat pula satu pintu utama dan dua jendela besar pada sisi kiri dan kanan. Meski pernah ambruk, namun bentuk atap masih sesuai dengan bentuk aslinya yang ditopang empat tiang utama.
Para perangkat masjid tua ini dilantik secara adat kesultanan yang masih keturunan bangsawan Kesultanan Buton terdiri dari satu Imam, dua Khatib dan beberapa Moji yang bertugas mengurus dan menyelenggarakan ibadah di Masjid.
Masjid tua Jila Ul Qulub kini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Baubau setelah Masjid Agung Keraton Buton dan Masjid Quba yang juga peninggalan masa kejayaan Islam di Kesultanan Buton. Masjid yang berusia hampir lima abad ini hingga kini masih digunakan masyarakat muslim dari berbagai penjuru di Kota Baubau untuk beribadah. (jai/frd)