Anak buruh tani minta restu sang ibu ikut ujian pendaftaran masuk anggota polri.
Sumber :
  • Wawan Setyawan

Kisah Anak Buruh Tani Lulus Polisi, Sempat Dihina Karena Kurang Mampu

Senin, 8 Juli 2024 - 17:50 WIB

Makassar, tvOnenews.com - Kisah Rahmat Daniel (19) seorang anak buruh tani menjadi warga pertama di desa pelosok Tapong, Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang lulus sebagai anggota Polri. Tidak mudah baginya dari himpitan ekonomi, berhutang, hingga sempat dihina.

"Alhamdulillah, dia (Rahmat) orang pertama di Desa Tapong yang diberikan kesempatan mengikuti pendidikan Polisi. Kami juga bisa mengatakan bahwa apa yang dikatakan orang di luar sana tidak benar. Keluarga tidak mampu, terbukti mendaftar polisi, tidak ada dibayar apapun tapi bisa lolos," ujar Kepala Desa Tapong, Ridwan, (8/7/2024).

Ridwan menerangkan, Pemuda berusia 19 tahun yang terlahir dari keluarga ekonomi menengah kebawah itu sempat dicemooh lantaran sebelumnya tidak ada warga yang menjadi polisi sejak desa tersebut ada.

Meski demikian Rahmat tetap mengejar mimpinya untuk menjadi abdi Negara, dengan berbagai perjuangannya.

Rahmat yang merupakan putra bungsu dari lima orang bersaudara, lahir dari pasangan suami istri bernama Hasanuddin dan Nurmiah, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani.

Pastinya untuk mewujudkan mimpi itu, Rahmat harus melalui perjuangan ekstra dan ketekunan. Ditambah himpitan ekonomi keluarga yang sempat membuat ragu Rahmat mewujudkan mimpinya.

Rahmat yang ditemui media bercerita, awal mula dirinya berani mendaftarkan diri sebagai anggota Polri usai personel Polda Sulsel datang di sekolah Rahmat untuk memberikan sosialisasi dan informasi terkait perekrutan anggota Polri.

"Waktu itu saya sudah mau lulus sekolah, ada panita pendaftaran datang kasi informasi bahwa akan dibuka pendaftaran (Polri). Saya pertama ragu karena orang tua saya tidak ada biaya," Ujar Rahmat. 

Terhimpit ekonomi, Rahmat harus memutar otak untuk menutupi biaya ia dari SMA hingga proses pendaftaran Polri.  Jika memasuki waktu libur sekolah, Rahmat menyempatkan diri untuk pulang ke desanya dan harus menempuh waktu sampai 4 jam dari kota Kabupaten Barru, Menuju Kabupaten Bone. 

Di sana, Rahmat membantu ekonomi keluarga sekaligus menabung untuk biaya pendaftaran sebagai anggota Polri kala itu. 

"Saya waktu urus berkas untuk dapat uang itu, saya pergi bantu-bantu orang angkat gula, bantu panen padi, disitu upah saya kumpul untuk urus administrasi," kata Rahmat. 

Rahmat berharap, usai dinyatakan lolos dan bakal mengikuti pendidikan Polri TA 2024 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulsel pada 22 Juli mendatang, dia mampu membanggakan kedua orang tuanya. 

"Sekarang saya anak gunung pedalaman bisa mengangkat derajat orang tua, apalagi di desa saya sendiri ini kampung terpencil. Itu mimpi besar saya mau jadikan motivasi para pemuda di desa saya agar jangan menyerah kejar mimpi," jelasnya. 

Sementara, ibu Rahmat yakni Nurmiah tak bisa menahan air matanya saat mengetahui sang putra bisa lolos menjadi anggota Polri.

Dia bercerita, saat awal sang putra kesayangannya itu meminta restu untuk ikut mendaftar dirinya sempat ragu dengan biaya. Namun keraguan Nurmiah hilang saat melihat kegigihan sang putra. 

"Saya juga tidak ada kerja pak, jadi kalau ada (warga) berkebun tanami kacang, dia (Rahmat) juga bantu saya kalau dia datang dari sekolah. Kalau ada suruh dia pergi angkat gula biar itu hujan pergi juga, biar itu banjir sungai pergi juga," ungkap Nurmiah. 

"Pakaian, perlengkapan itu dipinjam untuk dipakai mendaftar, bolak-balik ke Bone (biaya) saya pinjamkan dulu (ke tetangga) , nanti kalau ada pendapatan kita ganti," tambahnya. 

Selama proses pendaftaran, Rahmat disebut hampir tidak pernah meminta biaya kepada kedua orang tuanya. Rahmat bekerja mandiri mengangkat hasil panen gula warga desa menuju pengepul. 

"Tidak pernah dia kasian minta uang sama saya karena dia tau saya tidak ada pendapatanku. Jadi dia itu kalau mau pergi saya bilang ada uang, bilang (iya) cukup ji ma," ungka Nurmiah.

Nurmiah hanya bisa mengucap rasa syukur melihat sang buah hati bisa meraih mimpinya walaupun dengan proses yang sangat luar biasa. 

"Saya syukuri sekali (lulus) karena saya itu di sini kampung tidak ada sekali apa-apa (tidak mampu). Harapan saya dia bisa tetap berbakti kepada orang tua, kepada negara, kepada semua masyarakat. Saya mendoakan supaya anak saya ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik," Imbuhnya. 

 

(wsn/asm)

 

 

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:15
06:42
02:42
02:53
02:36
01:34
Viral