Unjuk Rasa pemuda dan mahasiswa pemerhati budaya di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan terkait kisruh pengelolaan museum dan istana kerajaan Balla Lompoa.
Sumber :
  • idris tajannang

Puluhan Pemuda Berunjuk Rasa Buntut Polemik Hilangnya Kunci Brankas Benda Pusaka dan Mahkota Kerajaan Gowa

Jumat, 19 Juli 2024 - 14:49 WIB

Gowa, tvOnenews.com - Puluhan mahasiswa dan pemuda yang mengatakan dirinya pemerhati budaya, menggelar aksi unjuk rasa terkait polemik Pengelolaan Museum dan istana kerajaan Balla Lompoa di Gowa, Sulawesi Selatan.

Para pemuda dan mahasiswa awalnya akan menggelar aksi unjuk rasa di rumah kediaman Raja Gowa ke-38 yakni Andi Kumala Ijo Daeng Sila Karaeng Lembang Batara Gowa III di jalan Agus Salim, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Namun para pendemo tidak sampai ke rumah kediaman Raja Gowa ke-38 lantaran dihadang oleh puluhan pasukan dari Lembaga adat kerajaan Gowa bersenjatakan Badik dan sudang.

Bahkan aksi penghadangan itu nyaris ricuh setelah seorang ibu rumah tangga ikut menghadang dan melarang para pemuda dan mahasiswa datang kerumah raja Gowa untuk melakukan unjuk rasa.

Jenderal Lapangan, Andi Aas mengungkap jika aksinya tersebut untuk mendengarkan sejauh mana penyelesaian kisruh pengelolaan museum dan istana kerajaan Balla Lompoa yang menimbulkan polemik panjang di Kabupaten Gowa.

"Karena adanya kisruh pengelolaan museum dan istana Balla Lompoa yang membuat masyarakat Kabupaten Gowa memunculkan mosi tidak percaya sehingga kami turun menggelar aksi unjuk rasa," kata Andi Aas selaku Jendral Lapangan, Kamis (18/7/24).

Meskipun tidak bisa menemui Raja Gowa ke-38, Andi Aas mengaku bisa mendapat penjelasan meskipun lewat kuasa hukum dari Raja Gowa Andi Kumala Ijo.

"Kami sudah mendengarkan apa persoalan sebenernya meskipun melalui kuasa hukum Raja Gowa ke-38," sebutnya.

Dalam aksinya, Andi Aas dan beberapa mahasiswa dan pemuda menyatakan tuntutan dihadapan kuasa hukum Andi Kumala Ijo Raja Gowa ke-38.

"Isi tuntutan yang kita bawa itu bagaimana pencabutan peraturan Pemda terkait lembaga adat, sehingga kemudian lembaga adat di tanah Sulawesi ini terkhusus di Gowa ini untuk kemudian terjaga  dan terlestarikan," pungkasnya.

"Apalagi adanya dikatakan bahwa tidak mendapatkan kunci brankas. Kami menilai itu ada kelalaian yang sangat besar karena ini kediaman adalah kediaman raja kenapa dia tidak mendapatkan kunci sama sekali ini yang menjadi pertanyaan besar kemana kemudian kita selaku mahasiswa dan Pemda ingin terus melestarikan budaya dari nenek leluhur kita," sambungnya.

Menanggapi aksi puluhan pemuda dan mahasiswa, Kuasa Hukum Raja Gowa ke-38, Wawan Nur Rewa angkat bicara.

Terkait keberadaan kunci brankas benda pusaka kerajaan Gowa di atas istana Balla Lompoa, Wawan Nur Rewa mengungkap jika keberadaan kunci tersebut tidak di ketahui keberadaannya oleh raja Gowa.

"Saya menjawab bahwa terkait dengan tuntutan saudara bahwa apa yang menjadi kehadiran kunci yang tidak ditemukan sampai hari ini, kemudian raja Gowa tidak mengetahui dan melihat bahwa dimana kunci tersebut."kata Wawan kepada sejumlah awak media.

Wawan Nur Rewa sendiri mengungkap jika yang ada di pihak kerjaan Gowa hanya memegang kunci kamar kalompoang (kebesaran).

"Sehingga kami tidak bertanggung jawab terkait peristiwa apa yang terjadi di dalam area kamar kalompoang tersebut, Karena tentunya Pemda sendiri yang harus bertanggung jawab, bukan dari kerajaan jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," ungkapnya.

"Misalkan ada benda yang hilang, berarti Pemda sendiri yang harus bertanggung jawab. Nah disinilah Pemda hadir untuk melahirkan solusi dan tidak memilih berdiam diri, karena ini salah satu dampak yang buruk dari peristiwa yang telah diperbuat oleh Pemda sendiri," sambungnya.

Terkait aksi unjuk rasa yang akan dilakukan mahasiswa dan pemuda pemerhati budaya, Wawan Nur Rewa selaku kuasa hukum raja Gowa ke-38 mengaku tidak melakukan penghadangan.

"Bukan menghadang, kami hanya menyampaikan bahwa image dari sebuah kerajaan itu tidak baik jika rakyatnya melakukan demonstrasi. Nah dari disitulah kita lihat sejauh mana kepedulian Pemda, ntinya pasukan yang turun menjaga rumah raja Gowa bukan bermaksud untuk menakuti pendemo melainkan menanggapi aspirasi masyaraka," sebutnya.

Wawan mengaku jika dirinya sudah melakukan penyuratan ke Pemda Gowa untuk meminta kunci brankas benda pusaka kerajaan Gowa diatas Balla Lompoa namun Pemda tidak merespon surat yang dilayangkan.

"kami sudah melakukan penyuratan menggunakan lembaga adat kerajaan kemudian Pemda sendiri tidak merespon sehingga kami curigai Pemda sendiri yang melakukan perbuatan pengrusakan kunci gembok tersebut," tutupnya. (Itg/frd)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral