- Idris Tajannang
Tangis Guru SDN 95 Campagaya Takalar Pecah Saat Menceritakan Kondisi Sekolahnya
Hal serupa yang disampaikan siswa kelas 6 SDN No 95 Campagaya. Keyla, mengungkapkan kesedihannya. Kata Keyla Sejak ia duduk di bangku kelas 3, kondisi sekolahnya sudah seperti ini.
Atap yang bocor, dinding yang retak, dan ruangan yang tidak bisa digunakan membuat ia dan teman-temannya sering merasa tidak nyaman belajar.
“Kalau hujan, kami harus belajar bergantian dengan kelas lain. Kadang-kadang, kami bahkan belajar di masjid depan sekolah. Saya sangat berharap sekolah ini segera diperbaiki. Saya ingin belajar dengan tenang,” tutur Keyla dengan mata berkaca-kaca.
Dengan jumlah siswa mencapai 135 orang, sekolah ini hanya memiliki tujuh guru, satu operator, dan satu kepala sekolah. Mereka berjuang keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak meskipun fasilitas yang tersedia jauh dari kata memadai.
“Kami hanya ingin anak-anak di sini mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka adalah masa depan bangsa. Namun, dengan kondisi seperti ini, kami tidak tahu harus berbuat apa lagi,” kata Nuryanti penuh harap.
Para guru dan siswa SDN 95 Campagaya memohon kepada pemerintah agar segera menyelesaikan masalah sengketa lahan dan melakukan renovasi. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar.
“Anak-anak ini tidak pernah meminta lebih. Mereka hanya ingin belajar. Kami memohon, tolong selamatkan masa depan mereka. Jangan biarkan mereka terus belajar dalam kondisi seperti ini,” pungkas Nuryanti, menutup percakapannya dengan linangan air mata.(Itg/frd)