- Tim Tvone-Wawan Setiawan
Geliat UMKM di Pelosok, Warkop Kopi Lokal di Atas Ketinggian 840 MDPL Hadir di Gowa
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan - Warung kopi atau yang kerap disebut (warkop) kini menjamur di setiap sudut kota dan pedesaan, sebagai tempat nongkrong baik kalangan remaja, pemuda hingga orang tua sekalipun. Selain menjadi tempat untuk berkumpul dengan teman, sahabat, maupun pasangan, warkop juga kerap menjadi tepat pertemuan bagi pengusaha untuk membahas bisnis.
Biasanya warkop didesain sedemikian rupa ditambah dengan aksesoris supaya terlihat menarik dan ramai dikunjungi oleh para pelanggannya. Nah, warkop yang satu ini, justru sangat berbeda dari warkop lainnya. Bukan dari segi rasa, apalagi aksesoris di dalamnya, melainkan warkop ini berada di sebuah tempat ketinggian di atas gunung.
Namanya 'Kedai Pojok', warung kopi ini dirintis oleh sekelompok pemuda di satu desa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Warkop tersebut berada di atas gunung dengan ketinggian 840 Mdpl.
Salah satu perintisnya adalah Khaeril Anwar (23) pemuda asal Desa Tanete, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ia mengaku, bahwa, dirinya membuka warkop di atas daerah ketinggian 840 MDPL selain menjadi tempat nongkrong, kehadiran kedai kopi ini bisa memicu semangat pemuda untuk bergelut di dunia bisnis (UMKM)
"Selain menjadi tempat nongkrong, kehadiran kedai kopi ini bisa memicu semangat pemuda untuk bergelut di dunia bisnis, " ungkap Anwar, Selasa (29/03/22).
Kata Anwar, tantangan membuka warkop di atas ketinggian selain harus menarik pelanggan agar bayak yang datang berkunjung, tantangan lainnya ialah bagaimana agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat melalui potensi yang ada, apalagi alam menyediakan banyak potensi yang bisa dikelola masyarakat setempat.
Untuk bisa sampai ke kedai kopi ini, kita harus melewati tanjakan. Sesampainya di kedai kopi tersebut, kita disuguhkan pemandangan jurang yang terjal ditambah pemandangan air terjun yang sejuk.
Kopi yang diolah pun diambil dari hasil petani kopi di desa setempat yang diolah menjadi serbuk kopi. Rasanya tidak kalah dengan kopi lainnya, karena kopi ini memiliki cita rasa tersendiri dengan aroma kopi yang sangat terasa nikmat apalagi saat lidah menyentuh kopi tersebut.
Harga kopinya juga terbilang cukup murah, ditambah lagi fasilitas kedai kopi ini menyediakan wifi gratis untuk pengunjung. Bahkan suasana di tempat itu, tidak kalah dengan suasana di pusat kota wisata bunga Malino. Kedai kopi ini berada di jalur poros provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto.
Sementara itu, kepala Desa Tanete, Muthalib kades, mengungkap jika kehadiran kedai pojok tersebut, sangatlah di support oleh pemerintah Desa.Sebagai bentuk dukungan atas peningkatan ekonomi kreatif bagi masyarakat dan pemudanya, kepala desa memberikan bantuan dana menggunakan dana desa.
"Sebagai bentuk dukungan, kami memberikan suntikan dana melalui dana desa," tuturnya.
Kepala Desa Tanete juga berharap Kedai pojok bisa menjadi awal yang baik untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Desa Tanete, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Dan menjadi salah satu wadah produk UMKM Desa Tanete untuk bisa dikenal oleh masyarakat luas.
Sementara Camat Tompo Bulu, Arifuddin yang juga hadir dalam launching usaha kepemudaan tersebut berharap kedai pojok kedepannya mampu menjadi wadah untuk produk UMKM, bukan hanya yang ada di desa Tanete, melainkan juga produk-produk yang ada di Kecamatan Tompobulu.
"Saya berharap Kedai Pojok kedepannya mampu menjadi wadah untuk produk UMKM, bukan hanya yang ada di desa Tanete, melainkan juga produk-produk yang ada di Kecamatan Tompobulu," tutup Arifuddin.(Wawan Setyawan/Ask)