- Erdika Mukdir
Jelang Lebaran, Perajin Kripik Ikan Simba di Wakatobi Banjir Pesanan
Wakatobi, Sulawesi Tenggara - Sekelompok ibu-ibu di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tengah mengembangkan usaha kripik Ikan Simba guna pengembangan ekonomi masyarakat desa. Hal itu dilakukan sekaligus sebagai upaya mendukung pemanfaatan sumber daya laut yang bijak dan lestari.
Salah seorang perajin kripik ikan simba, Yulianti Rahman mengatakan, ikan simba sebagai bahan dasar kerupuk ini merupakan salah satu jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan tradisional di Pulau Tomia.
“Kalau ikan simba ini banyak memang di Wakatobi apalagi di Tomia karena nelayan yang tangkap,” katanya.
Dengan harga terjangkau kisaran Rp 15 ribu per kemasan seberat 50 gram, pemasaran kripik ikan simba ini sudah menjangkau hingga luar Provinsi Sulawesi Tenggara. Apalagi selama Bulan Suci Ramadhan dan jelang Lebaran Idul Fitri, para perajin mengaku banjir orderan.
“Kita bikin ini karena banyak pesanan. Awalnya itu kita jual 10 ribu tapi karena sekarang di bulan puasa harga bahan baku sudah naik akhirnya kita pasang harga 15 ribu. Alhamdulillah pasarannya sudah sampai di Papua, Ternate, Pulau Jawa, Bali, dan Toraja,” bebernya.
Untuk diketahui kelompok perajin ini tergabung dalam kelompok “Padatimu To Asoki” yang berdiri sejak bulan Juli 2021 lalu, awalnya beranggotakan 12 orang ibu rumah tangga. Didirikan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kemampuan para anggotanya termasuk di sektor usaha perekonomian.
Sementara itu Kepala Desa Kulati, Laode Burhanuddin menambahkan, jika kegiatan ibu-ibu ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Desa dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri.
“Ibu-ibu ini adalah hasil kolaborasi kerjasama kami pemerintah desa kulati dengan NGO YKAN, jasa raharja yang kemudian baru-baru ini fasilitasi Wakatobi Sintate. Jadi kami sangat mendukung apapun yang akan dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan kelompok yang ada di desa termasuk dengan kelompok yang ini,” kata Burhanuddin.
Dalam melakukan aktivitas pembuatan kripik maupun pemasarannya, kelompok ibu-ibu ini juga dibantu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Jasa Raharja, serta Kelompok Ekowisata. (emr/act)