- Tim Tvone-Andi Rahmat
Heboh! Tulisan ‘Jangan Masuk HMI’ Diduga Beredar di Salah Satu Perguruan Tinggi di Sinjai
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan - Beredar tulisan ‘JANGAN MASUK HMI’ dengan gambar telapak tangan seolah mencerminkan penolakan, ramai menjadi perbincangan di sosial media, Selasa (27/9/22).
Tulisan tersebut diduga keluar dari salah satu institusi Perguruan Tinggi di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Tak sedikit mahasiswa memposting di story WhatsAppnya (WA). Seperti halnya Arfah yang juga dikenal sebagai kader loyal HMI Cabang Sinjai yang ikut mengunggah di story WA nya.
“Potret kampus IAIM Sinjai dan didalamnya banyak senior HMI yg menjadi pimpinan birokrat kampus Muhammadiyah,” tulisnya di story WhatsApp yang disertai unggahan foto ‘JANGAN MASUK HMI, pada, Selasa (27/9).
Dikonfirmasi, Bidang Pertahanan dan Keamanan Badko Sulselbar hanya mengatakan bahwa HMI adalah bagian dari sejarah, sehingga bila ada yang melarang berarti orang tersebut tak paham sejarah.
“Pada intinya orang yg menolak masuk HMI dari kampus Muhammadiyah berarti orang yg tidak paham sejarah,” kata Arfah.
Saat ditanya tempat tulisan tersebut beredar, ia menjawab singkat.
“Kampus IAIM Sinjai,” singkat Arfa.
Sementara sejauh ini pihak Kampus IAIM Sinjai saat dimintai konfirmasi oleh tvonenews.com enggan memberi jawaban terkait selebaran tersebut.
Terpisah, ketua komisariat Teuku Umar Faradina kepada media, ikut memberi komentar terkait beredarnya foto tersebut.
Dirinya membenarkan adanya isu selebaran tersebut yang menurutnya itu terjadi di kampus Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.
“Kami menyayangkan adanya tulisan tersebut. Seolah mahasiswa seperti robot yang terpengaruh dengan tulisan. Padahal mahasiswa itu identik dengan jiwa kritis tidak mudah mengekor apalagi menerima sesuatu sebagai kebenaran,” katanya.
Lebih lanjut, Faradina menegaskan bahwa kampus semestinya paham dan tidak boleh membiarkan ada tulisan seperti itu beredar.
“Toh mahasiswa ke kampus untuk belajar, sementara tulisan yang beredar seolah HMI bukan wadah intelektual dan mahasiswa dilarang untuk masuk,” tegasnya. (art/ask)