- Tim TvOne/Sri Gustina Hasan
Festival Payau Puan Paloh, Ekspos Kehidupan Perempuan Pesisir
Medan, Sumatera Utara - Paloh Blancang merupakan aliran anak sungai di sekitaran pesisir yang berair payau, percampuran air tawar dan air asin ketika pasang dan surut laut. Paloh menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengukur kualitas air bersih guna memenuhi kebutuhan air warga dan menopang nafkah warga sekitar.
Sepuluh tahun lalu, warga masih dengan mudahnya mencari udang dan ikan di sepanjang paloh, sekarang berubah menjadi tumpukan sampah dan limbah plastik.
Terkait hal tersebut, dalam waktu dekat akan diadakan Festival Payau Puan Paloh yang akan diselenggarakan pada Sabtu (11/3/2023) dan Minggu tanggal (12/3/2023) mendatang di aliran Paloh Blancang, Jalan Kota Cina, Lingkungan VII, Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan.
Herawanti Handayani, salah satu pekarya seni mengatakan, bahwa Paloh menjadi pusat kreativitas kaum perempuan, menciptakan pasar paloh, permainan tradisional, wisata air dengan merawat ekosistem yang ada di dalamnya.
"Nantinya ada 50 emak-emak memproduksi dan menjual kuliner maupun kerajinan tangan berciri khas pesisir di Pasar Paloh. Kita akan mengubah stigma kumuh, kotor dan bau yang selama ini melekat di paloh menjadi tempat yang bersih, asri, nyaman dan edukatif," sebutnya, Sabtu (17/2/2023).
Pencemaran air di wilayah Paloh Blancang, menurutnya mempengaruhi cara warga mencari nafkah, bersikap dan tradisi berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Masyarakat air paloh yang selama ini bergantung pada kehidupan air mengalami kepanikan sosial dan ekonomi.
"Di sepanjang paloh masih ditemukan beberapa jenis mangrove dan hutan nipah, biasanya ketika air pasang anak-anak sekitar paloh akan terjun bebas bermain air di paloh. Ketika air mulai surut, emak-emak bergegas mengayuh sampannya mencari lokan dan menancapkan bubu kepiting bakau," jelas Herawati Handayani, salah satu pekarya yang terpilih dari Kota Medan.