Sumber :
- medan
Masjid Raya Badiuzzaman Dibangun Raja Sunggal Dengan Berbahan Putih Telur
Sabtu, 8 April 2023 - 06:31 WIB
Medan, tvOnenews.com - Masjid Raya Badiuzzaman yang terletak di Jalan Sunggal, Kecamatan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.
Masjid Raya Badiuzzaman di Kota Medan ini dibangun pada tahun 1885 atau sekitar 1306 Hijriah oleh seorang Raja Sunggal bernama Datuk Badiuzzaman Surbakti asal Suku Karo.
Pembangunan masjid ini terbilang unik, karena menggunakan berbahan putih telur sebagai bahan perekat material bangunan, dan Masjid Raya Badiuzzaman yang tepatnya berdampingan dengan instalasi PDAM Tirtanadi, kini masih berdiri dengan kokoh serta menjadi bangunan masjid bersejarah dan salah satu tertua di kota Medan.
"Masjid Raya Badiuzzaman dibangun oleh seorang Raja Sunggal yakni Raja Serba Nyaman pada tahun1885, melihat sejarah masjid ini dibangun dengan berbahan putih telur sebagai pelekat pasir dan tanah bangunan Masjid," kata Kenaziran Masjid Raya Badiuzzaman, Datuk Indra Jaya, jumat (7/4/2023).
Sambung, Datuk Indra. Dalam sejarah, bangunan masjid digunakan sebagai tempat beribadah dan bermusyawarah oleh Datuk Badiuzzaman Surbakti.
Pembangunan masjid tertua Medan ini dulunya pernah ditentang kolonial Belanda, sehingga semen sengaja tidak diizinkan untuk digunakan dalam membangun masjid.
Meski ditentang Belanda. Datuk Badiuzzaman bersama pengikutnya mampu mendirikan masjid dengan menggunakan putih telur sebagai perekatnya.
"Terbukti, hingga kini bangunan Masjid Raya Badiuzzaman ini masih berdiri tegak. Masjid ini juga masih digunakan sebagai tempat ibadah untuk warga sekitar dan luar kota Medan," Ucapnya.
Masjid Raya Badiuzzaman memiliki enam jendela didominasi dengan sentuhan warna hijau dan kuning. Kedua warna tersebut identik warna khas Suku Karo dan Melayu.
"Tentunya untuk menjaga nilai nilai sejarahnya, kami pihak Kenaziran Masjid Raya Badiuzzaman, akan terus tetap menjaga keasliannya.
"Masjid kita ini terdapat empat pilar berwarna hijau sebagai penyangga sekaligus ornamen masjid. Selain itu, juga ada sebuah mimbar permanen yang terbuat dari batu," Sebut Datuk.
Selama bulan suci Ramadan, Masjid Raya Badiuzzaman sampai saat ini tak termakan peradaban zaman.
Selalu kerap dikunjungi warga lokal ataupun warga dari berbagai daerah untuk datang melaksanakan sholat lima waktu dan sekaligus beristirhat sambil menunggu berbuka puasa.
"Ditanya, kunjungan masyarakat selama bulan puasa ke masjid ini, ya setiap harinya disini ramai sekali, yang datang silih berganti, mulai sejak siang sampai sore hingga jelang berbuka puasa. Ada yang dari Medan, banyak juga dari luar kota yang sholat di masjid Badiuzzaman kita ini," ujarnya.
Selain banyaknya masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menjalankan ibadah sholat.
Pihak pengelolaan kenaziran masjid sering melakukan kegiatan pengajian, tadarus, berbuka puasa dan sholat tarawih di bulan Ramadhan. ( zul/fhr )