- tim tvone - wahyudi agus
Kisruh Soal Air Bersih, Epyardi Asda Sebut Tak Ada Ancaman
“Jika semua opsi dan jalan keluar telah kita berikan namun masih saja tidak digubris, wajar kan rakyat saya bereaksi dengan berencana menutup sumber air tersebut, karena air itu juga milik rakyat dan uang yang dihasilkan dari pengolahan air yang digunakan Kota Solok kan juga untuk kebutuhan masyarkat banyak, yang masuk dalam PAD kita,” sambung pyardi lagi.
Epyardi menyayangkan sekali isi dalam perjanjian lama, katanya, perjanjian itu banyak merugikan Kabupaten Solok. Salah satunya, Kota Solok setelah direvisi hanya membayar 910 rupiah perkubik, bahkan sebelumanya Kota Solok hanya membayar 300 rupiah perkubik.
“Sumber air kita yang punya, mereka jual air kita sampai 6000 rupiah perkubiknya kepada pelanggannya, ini jelas sangat-sangat merugikan kita. Yang lebih miris lagi warga kami di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, mereka pun menjadi pelanggan PDAM Kota Solok yang jumlahnya ribuan pelanggan, yang bayar tagihan kepada mereka, padahal itu warga kita, Ini sungguh saya tidak mengerti dengan perjanjian lama itu,” sesalnya lagi.
Terkait pernyataan Epyardi Asda terkait rencana menutup sumber air untuk Kota Solok pada 7 April 2023 yang lalu, yang dikomentari oleh salah satu anggota DPRD Kota Solok, Leo Murphy, Epyardi Asda hanya menanggapi dengan datar karena dirinyas selaku bupati tidak pernah mengeluarkan ancaman apapun, selain hanya meminta komitmen Kota Solok terkait pembayaran air.
“Itu biasalah, apapun yang saya lakukan pasti menuai banyak komentar. Yang terpenting bagi saya semua yang saya lakukan, seperti meminta tagihan pembayaran air ini, demi masyarakat saya juga dan bukan keinginan saya pribadi. Banyak hal yang mesti saya bereskan di kabupaten ini terkait sejumlah kerjasama pengelolaan aset yang terjadi sebelum saya menjabat yang mesti saya bersihkan, yang semuanya serba tidak jelas,” tutup Epyardi Asda. (yud/aag)