- Tim TvOne/Pujiansyah
Dikritik Soal Kondisi Lampung, Laporan Harta Kekayaan Gubernur Lampung Mengalami Peningkatan, Namun Laporan Utangnya Kok Stabil?
Bandar Lampung, tvOnenews.com - Kinerja pemerintahan Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan Arinal Djunaidi sebagai Gubernur Lampung sedang menjadi sorotan berbagai pihak.
Terlebih, setelah video unggahan milik Bima Yudho Saputro melalui akun Tiktoknya @awbimaxrebor mengkritik pemerintah Provinsi Lampung lewat video presentasi 'Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-Maju’.
Meski mendapatkan kritikan, namun harta kekayaan Gubernur Lampung justru mengalami peningkatan. Bahkan, Arinal Djunaidi masuk dalam daftar 10 Gubernur dengan kekayaannya terbesar di Indonesia.
Dilansir dari Harta Kekayaan Negara (LHKPN) di situs resmi elhkpn.kpk.go.id, total kekayaan Gubernur Lampung mencapai Rp 22.600.702.572 yang dilaporkan pada 31 Desember 2021.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan. Di mana sebelum menjadi Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung. Saat menjadi Sekda, ia memiliki harta kekayaan sebesar 8.524.059.643. Kekayaan itu dilaporkannya pada 26 Desember 2014.
Walaupun memiliki kekayaan yang meningkat, namun laporan hutang milik Arinal Djunaidi tidak mengalami perubahan sejak menjabat sebagai Sekda hingga menjadi Gubernur Lampung yakni sebesar 14.891.336.
Saat menjabat Sekda, Arinal Djunaidi membuat LHKPN dengan total kekayaan Rp8.524.059.643 yang dilaporkan pada 26 Desember 2014. Jumlah kekayaan itu terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp3.207.124.000.
Kemudian, alat transportasi dan mesin lainnya senilai Rp350.627.000, peternakan perikanan perkebunan pertanian kehutanan pertambangan dan usaha lainnya senilai Rp255.000.000, harta bergerak lainnya senilai Rp65.186.200. Giro dan setara kas lainnya senilai Rp4.661.013.779, dan hutang Rp 14.891.336.
Arinal yang menjabat Gubernur Lampung sejak 12 Juni 2019, melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2021 senilai Rp 22.600.702.572. Jumlah tersebut terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 7.090.120.000, alat transportasi dan mesin senilai Rp 494.627.000.
Harta bergerak lainnya Rp 320.186.200, kas dan setara kas Rp 14.710.660.708, kemudian ia memiliki utang Rp 14.891.336. (puj/lno)