- Tim Tvone/Wahyudi
Nobar Film Buya Hamka, DPD RI Emma Yohana; Saat Ini Sulit Mencari Sosok Istri seperti Siti Raham
Padang, tvOnenews.com – Banyak keteladanan yang mesti ditiru setelah menyaksikan sebuah film yang menceritakan kisah seorang tokoh besar Sumatera Barat. Film tersebut adalah Buya Hamka yang hari ini, Kamis (20/4/2023) bakal dirilis untuk umum di seluruh bioskop di Indonesia.
Senator asal Sumatera Barat, Hj. Emma Yohanna menyebutkan, tak hanya Buya Hamka, melainkan istri dari sastrawan terbaik Indonesia ini yang bernama Siti Raham Binti Endah. Menurut Emma, sulit mencari sosok perempuan zaman sekarang seperti beliau, jelasnya usai menggelar nonton bareng film Buya Hamka di Padang, Rabu (19/4/2023).
Emma Yohana sengaja menggelar nonton bareng tersebut bersama kelompok ibu-ibu dan remaja Kota Padang agar bisa menyaksikan langsung keteladanan dan nilai-nilai luhur yang muncul dari film besutan sutradara Fajar Bustomi yang juga menyutradarai film Dilan 1990.
“Bagi perempuan ada hal yang sangat perlu untuk kita teladani dari sosok istri Buya Hamka yakni Siti Raham. Ada nggak zaman sekarang perempuan yang sangat setia mendampingi suaminya seperti istri beliau,” tanya Emma. Ada memang, tapi yang betul-betul seperti kehalusan budi pekertinya, kesetiaannya, bagaimana dia melayani Buya Hamka sehari-hari, sepertinya saat ini sulit dicari, papar Anggota DPD RI ini.
“Sosok Siti Raham benar-benar langka untuk saat ini, tidak pernah ngomel, sangat bersabar, dan selalu memberikan kecerahan. Dalam keadaan apapun Buya Hamka dia tetap tenang dan tidak pernah merecoki pekerjaan suaminya selaku penulis kala itu,” timpal Emma Yohanna lagi.
Tentang sosok Buya Hamka, Senator perempuan ini juga sangat memuji Buya Hamka yang merupakan tokoh besar dan sangat luar biasa. Beliau punya prinsip dimanapun dia berada selalu memegang teguh agama dan adat istiadat. Sepertinya juga sulit mencari figur seperti Buya Hamka yang dalam film tersebut diperankan Vino G Bastian, tutur Emma Yohana lagi.
“Beliau orang yang sangat toleran sekali, dia tidak membeda-bedakan agama. Jika ada yang mengatakan Sumbar ini intoleran lah, radikal lah, itu sangat jauh sekali dengan kondisi Minangkabau sebenarnya hingga saat ini,” tegas Emma lagi.
Seiring dengan tinggi antusias masyarakat terutama generasi muda terhadap film tersebut, tentunya diharapkan semua nilai-nilai positif yang terkandung dalam film tersebut bisa menjadi contoh dan teladan bagi para penikmat film Indonesia bertemakan kebudayaan dan religi.
“Antusias masyarakat dengan film ini sangat luar biasa dan sangat membludak terutama ketika launching di Jakarta dulu, dan ini harus kita bumikan supaya anak anak kita tahu, ini loh tokoh kita Sumatera Barat yang merupakan tokoh agama, penyair, sastrawan, wartawan, penulis banyak buku-buku bernilai sastra yang tinggi,” harap Emma Yohana.
Buya Hamka memiliki nama asli Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Dia adalah seorang ulama, sastrawan, dan tokoh pergerakan nasional Indonesia yang lahir pada 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat, dan meninggal pada 24 Juli 1981 di Jakarta.
Hamka dikenal sebagai seorang ulama yang aktif dalam gerakan keagamaan dan politik. Ia pernah menjadi anggota Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan ikut serta dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang penulis buku-buku Islam yang populer, seperti Tafsir Al-Azhar dan Ayat-ayat Suci. Selain karya-karya Islam, Hamka juga menulis novel-novel terkenal, seperti Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal van der Wijck. (Yud)