- Tim TvOne/Wahyudi Agus
Delapan Puluh Ribu Lebih Kendaraan Pemudik Keluar Masuk Sumbar di Libur Idul Fitri 1444 H
Padang, tvOnenews.com – Banyak catatan dan evaluasi yang ditinggalkan pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H/ 2023 M di Sumatera Barat, terutama untuk arus mudik dan balik yang dihitung dari H-7 hingga H+7 Idul Fitri.
Dinas Perhubungan Sumatera Barat mencatat terdapat 82.587 kendaraan yang keluar masuk Ranah Minang selama libur hari raya berlangsung.
“Terjadi ledakan jumlah kendaraan yang keluar masuk Sumatera Barat tahun ini, persentasenya meningkat hampir dua ratus persen dari tahun lalu dengan daerah asal tersebar dari Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa,” kata Dedi Diantolani, Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, saat dikonfirmasi tvOnenews.com, Kamis (4/5/2023).
Dedi menjelaskan, delapan puluh dua ribu lebih pemudik yang masuk dengan kendaraan pribadi dan umum itu masuk melalui empat pintu utama Sumbar.
Diantaranya Kabupaten Dharmasraya dan Solok Selatan yang berbatasan dengan Jambi. Kemudian Kabupaten Pasaman dengan Sumatera Utara. Serta kabupaten Pesisir Selatan dengan Propinsi Bengkulu. Dan Kabupaten 50 Kota yang berbatasan dengan Propinsi Riau.
“Efek ledakan jumlah pemudik masuk dan keluar dari sini (Sumbar) juga mempengaruhi angka kecelakaan yang terjadi, dengan kenaikan 20 persen dibanding 2022 yang lalu. Bahkan, membludaknya pemudik maupun wisatawan yang masuk saat libur Idul Fitri juga dipengaruhi kelonggaran aktifitas masa Pandemi Covid-19”, tegas Dedi.
Lebih lanjut Dedi Diantolani menjelaskan terkait angka kecelakaan, terjadinya insiden mayoritas akibat pengendara yang kelelahan dan mengantuk setelah melalui rute panjang. Meski banyak fasilitas untuk beristirahat atau ‘Rest Area’ disediakan, namun belum digunakan secara maksimal oleh pengendara.
“Ini menjadi catatan bagi kita kedepannya, bagaiamana menciptakan rasa aman bagi pengendara yang masuk maupun keluar dari Sumatera Barat. Termasuk juga dari sisi kendaraan yang Laik jalan atau tidak, karena faktor kendaraan juga menjadi penyebab kecelakaan”, katanya lebih lanjut.
Evaluasi Sistem One Way Padang – Bukittinggi
Secara keseluruhan, pelaksanaan system One Way untuk arus lalu lintas dari Padang menuju Bukittinggi dan sebaliknya pada H-3 hingga H+3 Idul Fitri 1444 H berjalan lancar, meski ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti sosialisasi dan peralatan seperti marka jalan. Terutama di pintu masuk Jalan Malalak, dari simpang empat kawasan Padang Lua, Bukittinggi hingga menuju Sicincin Pariaman.
“Pelaksanaan sistem One Way secara umum lancar dan tanpa hambatan, bahkan banyak dari kelompok masyarakat meminta sistem tersebut diperpanjang dan digunakan saat libur akhir pekan dan libur nasional. Namun, kami (Dishub dan Polda Sumbar) perlu melakukan kajian lebih dalam lagi terhadap dampaknya jika dilaksanakan berkelanjutan”, terang Dedi.
Karena pelaksanaan ‘One Way System’ tersebut perdana dilakukan di libur Idul Fitri tahun ini, tentunya ada beberapa kelemahan termasuk dampak yang lebih besar lagi bagi pengendara lain. Salah satunya kedepan, pelaksaan system satu jalur ini harus dengan perencaan yang lebih matang.
Sehingga segala efek dari pemberlakuan sistem tersebut bisa diminimalisir terutama bagi masyarakat pengendara dan masyarakat yang bermukim di sepanjang jalan yang masuk ke rute One Way.
Sistem One Way tahun ini berlangsung dari 19 hingga 25 April yang lalu. Rekayasa lalu lintas ini disebut mampu mengurangi kemacetan akut rute Padang – Bukittinggi dan sebaliknya yang selalu terjadi dari tahun ke tahun.
Untuk pengendara dari arah Padang tetap melewati rute biasa menuju Bukittinggi. Sedangkan dari Bukittinggi dialihkan menuju Jalan Malalak, Agam kearah Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman. (was/haa)