- tim tvone - Chaidir Azhar
Penanganan Jembatan Ambruk Dinilai Lambat, Mahasiswa Minta DPRA dan Pemerintahan Aceh Ikut Bertanggung Jawab
Simeulue, tvonenews.com - Dianggap lambat dalam penanganan perbaiki jembatan yang ambruk. Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Simeulue mendesak para wakil rakyat dan pemerintah lebih serius, karena sangat menyangkut dengan hidup orang banyak.
Ketua Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Simeulue Semmi, Wiwin hendrolia mendesak DPRA asal Daerah Pemilihan 10 dan Dinas PUPR Provinsi Aceh segera membangun jembatan tersebut secara permanen.
"Kami minta DPRA Dapil 10 dan Dinas PUPR Aceh buka mata, turun kelapangan melihat kondisi jembatan ambruk dijalan nasional penghubung kecamatan salang dan kecamatan alafan kabupaten simeulue," kata Ketua Umum PC Semmi Simeulu, Wiwin Hendrolia, Senin, 15 Mei 2023.
Wiwin hendrolia, meminta kepada anggota DPRA dapil 10 dan Dinas PUPR Aceh supaya membuat perencanaan dan membangun jembatan tersebut secara permanen lantaran posisi jembatan tersebut berada tepat di jalan lintas nasional.
"Turunlah ke lokasi dan lihat sendiri, bagaimana warga sangat membutuhkan jembatan tersebut, sebab itu jalur satu-satunya akses warga," tegasnya.
Ia bahkan meminta DPRA jangan hanya disibukkan dengan hal-hal politik terhadap pendaftaran Bakal Calon Anggota Legeslatif (Bacaleg) hingga melupakan atas apa yang menjadi persoalan masyarakat di kabupaten kepulauan tersebut pasca mabruknya jembatan penghubung dua kecamatan itu.
"Kami ingin supaya DPRA dapil 10 dan PUPR Aceh,turun lansung kelapangan melihat kondisnya bagaiman masyarakat kesusahan melintasnya saat ini, jangan hanya sibuk dengan pencalonan lagi, tapi tutup mata terhadap nasib warga," sebutnya.
Sambungnya menuturkan, untuk saat ini memang Pemkab Simeulue sudah mengambil langkah, agar masyakarat yang tersolasi pasca ambruknya jembatan dapat kembali beraktivitas, akan tetapi pihaknya ingin jembatan tersebut dibangun secepatnya.
"Memang pemerintah kabupaten terus berusaha, namun menurut kami tanpa ada dukungan semua pihak, sepertinya akan sia-sia, dan mimpi untuk memiliki jembatan permanen kami takut hanya menjadi harapan," pungkasnya. (kha/aag)