Transformasi Digital Layanan Al-Qur'an: Kemenag dan UIN Raden Fatah Palembang Gelar Disemintasi Hasil Kajian LPMQ

Palembang, tvonenews.com - Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang telah menggelar Disemintasi Hasil Kajian LPMQ dengan tema "Transformasi Digital Layanan Al-Qur'an". Acara ini berlangsung di Gedung Rektorat Kampus Jakabaring pada hari Senin, (4/6/2023).

Menurut Prof. Dr. Suyitno, M.Ag, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, program prioritas Transformasi Digital terus berlangsung di seluruh satuan kerja Kementerian Agama (Kemenag). Oleh karena itu, Badan Litbang dan Diklat Kemenag telah melakukan transformasi digital dalam setiap layanan yang disediakan.

"Kemenag melalui Badan Litbang dan Diklat telah mengembangkan produk-produk digital yang memudahkan masyarakat untuk mengakses Al-Qur'an digital dan produk lainnya. Ini merupakan transformasi digital yang harus disikapi dengan memberikan manfaat dalam mewujudkan moderasi beragama," ungkap Prof. Dr. Suyitno.

Lebih lanjut, Prof. Suyitno, yang didampingi oleh H. Abdul Aziz Sidqi, MA, Kepala LPMQ, menambahkan bahwa Kemenag memayungi keberagaman agama di Indonesia. Oleh karena itu, pelayanan digital akan diwujudkan sesuai dengan kebutuhan umat beragama di Indonesia.

LPMQ Kemenag telah mengembangkan beberapa produk digital, antara lain Tashih online, website Qur'an Kemenag, Qur'an Kemenag berbasis Android dan iOS, Qur'an in Word (add-ins), Master Mushaf Al-Qur'an, Pedoman Membaca Al-Qur'an bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW) Font Isyarat, Pustaka Lajnah, Pengembangan Hasil Kajian Berbasis Multimedia, Tur Virtual (Video 360) BQMI, dan Perpustakaan Digital.

Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si, Rektor UIN Raden Fatah, menyatakan bahwa digitalisasi Al-Qur'an merupakan inovasi dan terobosan positif bagi dunia Islam di Indonesia, terutama di tengah maraknya konten informasi yang memecah belah umat beragama.

Lebih lanjut, Prof. Nyayu menjelaskan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa era digital juga membawa gagasan dan cara pandang beragama yang mempengaruhi opini masyarakat, yang tidak selalu sesuai dengan sikap moderasi beragama sebagai tameng kesatuan dan persatuan antar umat beragama.