- Tim tvOne/Pujiansyah
Meski Minim Siswa, Aparat Desa Tolak Penutupan SD Negeri 3 Margakaya Pringsewu
Pringsewu, tvOnenews.com - Aparat desa dan masyarakat menolak wacana penutupan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Margakaya, Kabupaten Pringsewu, Lampung yang tidak mendapatkan murid pada tahun ajaran baru tahun 2023.
Warga beranggapan bahwa SD yang dibangun pada tahun 1984 merupakan sekolah pertama yang ada di Pekon (Desa) Margakaya, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Sejak tahun 1990 hingga tahun 2000, sekolah tersebut masih ramai siswa. Namun di tahun 2023 ini, sekolah tersebut tidak ada siswa yang mendaftar dan rencananya mau ditutup.
"Tidak ada muridnya untuk kelas 1. Tadinya, anak-anak sekolah di sana, sebab induknya. Karena, ada sekolah yang baru di sini, sehingga sekolah itu tidak ada muridnya," kata Hamdani, warga setempat kepada tvOnenews.com, Jumat (21/7/2023).
Sebelumnya, lanjut Hamdani, sekolah itu sempat akan ditutup. Namun, warga mempertahankan agar sekolah tersebut terus dilanjutkan. "Lulusan sekolah itu sudah banyak yang berhasil menjadi jaksa, polisi dan TNI," jelasnya.
Sementara itu, Abidin Ayub, Kepala Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu, menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat terkait wacana penutupan SDN 3 Margakaya. Namun, warga masyarakat menolak.
"Saya sudah undang seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama. Namun, tidak datang. Mungkin, dari masyarakat tidak setuju karena tidak datang di kantor pekon, " ucap Abidin Ayub.
Selain tokoh, dari pihak desa pun keberatan dengan penutupan sekolah tersebut. Karena, sekolah tersebut merupakan sekolah pertama dibangun di Pekon Margakaya.
"Sekolah ini jadi icon pertama di desa, sebelum ada SD di Karangkumbang dan SD di Danau. Awalnya SDN 1 namun menjadi SDN 3. SDN 1 di Danau, SDN 2 di Karangkembang dan SDN 3 Margakaya," bebernya.
Menurutnya, yang menjadi penyebab SDN 3 sepi peminat karena di Danau dibangun SDN 1. Dahulu, SD itu cuma 1 maka ramai murid-muridnya. Karena dibangun SD di Danau murid di sini jadi sepi.
"Pertama, kalau mau ditutup, desa minta tanah dan bangunan sekolah dihibahkan untuk perkantoran desa. Karena, di desa masih kekurangan aset kantor desa. Kedua, dilanjutkan dan direnovasi. Karena, direnovasi agar menjadi sekolah unggulan. Karena, sekolah pertama di Margakaya ini sebelum ada sekolah yang lain. Itu permintaan dari desa dan masyarakat," tandasnya. (puj/wna)