- Tim TvOne/ Rizal
Kementerian PUPR Tingkatkan Pembangunan IPAL untuk Peningkatan Sanitasi Air di Palembang
Palembang, tvOneNews.com - Indonesia bersinergi dengan Australia dalam proyek pengembangan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Palembang. Setelah meraih tahap pembangunan sejak tahun 2017, IPAL yang berlokasi di Sei Selayur, Kalidoni, Palembang, kini mencapai tahap pengerjaan akhir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono, saat meninjau lokasi IPAL Sungai Selayur pada Kamis (10/8/2023) menyatakan, "Proyek ini meliputi pengolahan air limbah dari rumah tangga, restoran, dan berbagai sumber lainnya, yang akan dialirkan melalui pipa. IPAL ini memiliki kapasitas layanan hingga 100.000 sambungan."
Beliau menjelaskan bahwa proyek IPAL merupakan bagian dari upaya Kementerian PUPR dalam mengelola limbah dengan dukungan dari APBN. Selain Palembang, proyek serupa tengah berlangsung di Makassar, Pekanbaru, dan Jakarta, dengan rencana ekspansi di Jambi.
"Penggunaan IPAL ini akan berkontribusi pada perbaikan lingkungan serta menjaga kebersihan lingkungan. Air hasil pengolahan limbah ini akan lebih bersih dan bebas bau. Setelah dipastikan kualitas air memadai, baru kemudian akan dibuang ke aliran sungai," tambahnya.
Dalam pembangunan IPAL di Palembang, kerja sama dilakukan dengan pemerintah Australia melalui Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur. Total investasi pada proyek IPAL ini mencapai lebih dari Rp1,2 triliun, termasuk hibah sebesar Rp600 miliar dari Australia.
Sementara itu, APBN Kementerian PUPR mengalokasikan dana sebesar Rp640 miliar untuk pembangunan pipa distribusi, transmisi arteri, dan infrastruktur pendukung. Lahan seluas 5,8 hektar diperuntukkan untuk proyek ini, dengan dukungan dana dari APBD Kota Palembang dan Provinsi Sumatra Selatan.
"Karena itu, upaya edukasi kepada masyarakat menjadi krusial dalam mendukung pemasangan sambungan IPAL. IPAL ini memiliki tujuan utama untuk memastikan sanitasi yang memadai dan penyediaan pasokan air bersih. Langkah ini memiliki dampak positif terhadap penanganan masalah stunting," paparnya.
Penny Williams, Duta Besar Australia untuk Indonesia, menjelaskan bahwa perencanaan proyek IPAL dimulai sejak 2011 dan pengerjaan konstruksi dimulai pada 2017. IPAL ini ditargetkan beroperasi penuh pada Desember 2023.
"Proyek ini menjadi investasi terbesar dalam kerja sama pembangunan antara Australia dan Indonesia. Kunjungan Presiden Australia ke Indonesia beberapa waktu lalu, membahas hubungan ekonomi strategis dan kolaborasi di berbagai sektor, termasuk infrastruktur. Saya senang melihat banyak perusahaan dan komunitas yang tertarik berkolaborasi dengan IPAL ini," ungkapnya.
Williams mengakui bahwa IPAL menjadi bukti nyata kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam mendukung kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyatakan bahwa kerja sama ini memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. "Dengan adanya proyek IPAL ini, Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang merasa lebih bertanggung jawab untuk mendorong perilaku hidup bersih di masyarakat guna menangani stunting. Investasi besar ini, mencapai lebih dari Rp1 triliun, akan dikelola bersama untuk keberhasilan sambungan rumah tangga," tutupnya.
(srl/fna)