- Tim TvOne/ Syaren
Tokoh Agama Tapteng: Jangan Ada Gesekan Bernuansa Agama di Pemilu 2024
Tapteng, tvOnenews.com – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Julsukri Mangandar Limbong mengharapkan tidak ada perpecahan di tahun politik, dan masyarakat saling menjaga kerukunan antar umat beragama.
Demikian disampaikan Julsukri Mangandar Limbong dalam sebuah acara diskusi yang dilaksanakan di Aula Kantor Jam'iyatul Al-Washliyah Kabupaten Tapteng, dengan mengusung tema ‘Jaga Kerukunan Umat Beragama, Perkuat Moderasi Beragama’, Selasa (29/8/2023).
“Tahun ini merupakan tahun politik, jadi kita harapkan tidak ada perpecahan di antara kita, dan saling menjaga kerukunan di antara umat beragama yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah,” ujar Julsukri Mangandar.
Julsukri menyampaikan acara diskusi seperti ini sangat dibutuhkan bagi semua umat beragama. “Agar di tahun politik tidak adanya perpecahan di antara kita,” harapnya.
Ia menambahkan, membahas tentang moderasi umat beragama adalah konsep yang menekankan pada sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda.
“Konsep ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengamalkan agamanya masing-masing, tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari pihak lain,” kata Julsukri.
Selain itu, menurutnya ada beberapa indikator moderasi umat beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
“Apabila hal yang empat ini sudah kita miliki maka moderasi umat beragama akan berjalan dengan baik,” lanjut Julsukri.
Waka Polres Tapteng Kompol Kamaluddin Nababan yang turut hadir mengajak pimpinan lembaga keagamaan dan tokoh agama untuk bersama-sama menjaga stabilitas politik dan kerukunan umat beragama serta mensukseskan Pemilu 2024.
“Sehingga nantinya dihasilkan para elite, baik eksekutif dan legislatif yang betul-betul memiliki integritas dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok atau golongan,” katanya.
“Perbedaan pilihan politik itu pasti, tapi jangan sampai perbedaan tersebut menimbulkan perpecahan, apalagi politisasi di tempat ibadah, dan kita patut waspada munculnya gesekan-gesekan bernuansa agama, adu domba, dan politik identitas di tahun politik ini. Jangan sampai kerukunan yang sudah terjalin selama ini rusak gara-gara benturan politik,” tegas Kompol Kamaluddin.
Untuk itu, Waka Polres Tapteng mengajak untuk menyikapi isu dan fenomena yang muncul di tahun politik secara bijak demi menjaga harmoni persatuan dan kesatuan. Umat beragama harus diberi pemahaman agar menafsirkan dan menjalankan agama dengan moderat, yaitu tidak ekstrim dalam beragama, saling menghargai perbedaan, serta saling toleransi.
“Kerukunan merupakan hal yang mudah untuk diucapkan namun sulit dalam pengamalannya. Namun walau tidak mudah, dengan kebersamaan dan semangat persatuan, serta dengan nilai-nilai universal, kerukunan tetap menjadi sebuah keniscayaan dalam negara yang majemuk,” kata Kamaluddin.
Acara diskusi ini turut dihadiri Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tapteng, Ngadiman KS beserta jajaran, Tokoh Agama Islam dan Kristen, serta pejabat utama Polres Tapteng.(ssg/lno)