- Tim TvOne/ Puji
Kekeringan Ancam Produksi Gabah, 765 Hektare Sawah di Lampung Terancam Gagal Panen karena El Nino
Bandar Lampung, tvOnenews.com - Kekeringan akibat dampak El Nino mengancam lahan sawah seluas 765 hektare di Provinsi Lampung. Dari total luas lahan yang mengalami kekeringan ini, potensi kerugian gabah panen mencapai 1.954 ton.
Menurut data dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, saat ini ada 765 hektare lahan sawah yang mengalami kekeringan dan berisiko gagal panen.
Kondisi ini terutama memengaruhi lahan pertanian padi di 9 kabupaten di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan adalah yang paling terdampak dengan luas lahan kekeringan mencapai 205 hektare, diikuti oleh Kabupaten Tulang Bawang (134 hektare), Kabupaten Lampung Barat (118 hektare), Kabupaten Pesawaran (120 hektare), dan Kabupaten Lampung Timur (68 hektare).
Sementara itu, Kabupaten Way Kanan memiliki 45 hektare lahan yang terkena dampak, Kabupaten Pringsewu 49 hektare, dan Kabupaten Pesisir Barat 25 hektare. Dari total lahan sawah yang terkena kekeringan, potensi kerugian gabah akibat El Nino diperkirakan mencapai 1.954 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, menjelaskan bahwa meskipun terdapat ancaman gagal panen akibat kekeringan, pasokan beras di Lampung tetap aman. Provinsi ini memiliki lebih dari 400 ribu hektare sawah, sebagian besar masih dalam kondisi baik.
Bani Ispriyanto menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji – Sekampung untuk pengaturan pengairan di saluran irigasi.
"Kepala Balai (BBWS) melaporkan bahwa kondisi air saat ini masih aman, sehingga tinggal masalah pengaturan. Para petani masih dapat mengambil air dari sungai selama masa tanam," jelasnya pada Kamis (7/9/2023).
Selama musim kemarau ini, Bani Ispriyanto menyebut bahwa telah ada bantuan bibit dan pupuk untuk program Gerakan Nasional Tanam Padi (Gernas).
"Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan berupa bibit padi dan pupuk, dengan rata-rata 25 kg per hektare. Dinas kami bertanggung jawab atas bagian irigasi agar petani mendapatkan pasokan air yang cukup selama musim kemarau," kata Bani Ispriyanto.
Selain bantuan bibit padi dan pupuk, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah memberikan bantuan berupa 190 pompa air kepada kelompok tani di wilayah tersebut.
"Bantuan ini berupa 190 pompa yang telah kami salurkan ke 15 kabupaten/kota untuk mendukung penyediaan air dari sungai," tambah Bani Ispriyanto.
Selain itu, Pemprov Lampung juga mendorong petani di wilayah rawan untuk mendaftar Asuransi Usaha Tani Petani (AUTP) pada tahun 2023.
(puj/fna)