- tim tvone - Wanasari
Tak Terima Pulau Rempang Berkonflik, Mahasiswa Bawa 5 Tuntutan ke Wali Kota Batam
Sumatera, tvOnenews.com - Semakin memanasnya dan bergejolaknya permasalahan di Pulau Rempang. Tak lain karena adanya konflik relokasi sebagai dampak dari proyek Rempang Eco-City.
Sontak membuat sekumpulan mahasiswa turun aksi membela rakyat dengan melakukan audiensi kepada pihak DPRD, BP Batam hingga Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Dari pantauan tvOnenews, audiensi itu sedikit alot karena mahasiswa membawa lima (5) tuntutan terkait kasus Pulau Rempang.
Di antaranya, mendesak DPRD membukan ruang diskusi publik secara transparan dan menghadirkan tokoh adat melayu, serta perwakilan warga dari 16 kampung pesisir di Rempang.
Selain itu, mahasiswa meminta DPRD dan pemerintah memberikan kepastian hukum serta menolak tindakan represif petugas terhadap warga.
Di samping itu, pada audiensi tersebut, Wali Kota Batam dan selaku BP Batam, Muhammad Rudi juga memaparkan rancangan hunian tetap sebagai peganti hunian warga yang terdampak proyek strategi nasioanl.
Muhammad Rudi mengaku mikiri warganya dan bocorkan alasannya untuk mengosongkan lahan tersebut.
"Ini contoh, pasir akan diapakan dengan bahasa kerennya sandblasting. Itu ditembakan saja, pasir itu akan terbang ke mana-mana," kata Muhammad Rudi.
"Dalam waktu urun dua tiga empat kemudian, warga setempat, kalau dekat, maka parunya akan menjadi masalah. Contoh nyata, orang kerja di pabrik semen, itu empat kemeduian yang mengikuti SOP saja, itu sudah ada semen di dalam parunya," pungkasnya.
Apalagi nantinya bila masyarakat menetap di sekeliling nanti, yang tak ada SOP bisa berbahaya.
"Jadi salah satu alasannya itu, maka mereka minta dikosongkan semua lahannya," pungkas Muhammad Rudi.
Lanjut Muhammad Rudi mengatakan dirinya posisinya sebagai wali kota yang dituding menghilang. Tentu katanya tidak.
"Dua bulan lebih saya mikiri saudara saya, yang saya harus bertanggung jawabkan karena saya dipilih oleh kalian semua dan saya tidak melupakan itu, dan saya tidak pernah lupakan itu," pungkas Muhammad Rudi.
"Dua kali saya dipilih, dan hampir 70 persen saya didukung warga Kota Batam makanya saya tak lupakan itu. Namun kalau bisa saya selesaikan mengapa tidak diselesaikan," sambungnya.
Selanjutnya Muhammad Rudi katakan, di luar permasalahan ini, permasalahan Kampung Tuah di masa kepemimpinannya sudah terselesaikan. Namun persoalaan itu belum bisa menyelesaikan. (wna/aag)