- Tim TvOne/ Rizal
Pekatnya Kabut Asap di Mariana Banyu Asin, Ancam Kesehatan Para Pelajar
Banyuasin, tvOnenews.com - Kabut asap yang tebal dan mencekam melanda Mariana Banyuasin, Sumatera Selatan, menghadirkan tantangan serius bagi sejumlah warga dan pelajar di daerah tersebut. Kabut asap ini semakin tebal dari hari ke hari, dan mengharuskan semua orang untuk berhati-hati dalam menghadapi dampaknya.
Para pelajar di Kelurahan Mariana Banyuasin 1 tetap bersemangat untuk pergi ke sekolah meskipun harus menghadapi kabut asap yang menyelimuti wilayah mereka. Walau badan mereka terlilit oleh kabut asap, semangat untuk belajar tetap berkobar. Mereka terpaksa keluar rumah, walaupun kabut asap semakin parah terutama pada pagi dan malam hari.
Seorang warga Mariana yang dikenal dengan nama "Woto" mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia terpaksa menghirup udara yang penuh kabut asap. Tidak ada aktivitas yang dapat dilakukan tanpa keluar rumah, dan inilah yang memaksa mereka untuk berani keluar walaupun risiko kesehatan. Secara visual, kualitas udara di Mariana Banyuasin 1 sudah mencapai level yang tidak sehat. Kabut asap semakin pekat, seperti yang diungkapkan oleh Woto.
Menurutnya, kondisi di daerah Sambirejo, Banyuasin, sudah tidak sehat. Kabut asap menyebabkan kesulitan bernafas, terutama bagi anak-anak dan balita. Kabut asap dapat membahayakan kesehatan anak-anak kecil jika terus dihirup.
Hingga saat ini, pemerintah setempat belum memberikan instruksi untuk meliburkan sekolah di Banyuasin, Sumatera Selatan. Kabut asap ini telah menyelimuti beberapa wilayah di Sumsel, dan masyarakat mencoba mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk menghindari paparan lebih lanjut.
Jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Sumatera Selatan telah mencapai ribuan, dengan peningkatan yang signifikan dalam dua bulan terakhir. Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu penyebab utama peningkatan ini.
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan masih terus terjadi, dan kabut asap akan terus mengancam. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas udara agar tetap stabil di bawah batasan rata-rata 150 demi kesehatan masyarakat.
(srl/fna)