- Tim tvOne/Taufik Hidayat
Siswi Pelaku Bullying di Langkat Akhirnya Dikeluarkan dari Sekolah
Langkat, tvOnenews.com - Pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, akhirnya mengeluarkan tiga siswi pelaku bullying atau perundungan.
Keputusan ini diambil setelah pihak-pihak yang terlibat antara lain orang tua korban dan pelaku serta pihak sekolah kembali melakukan pertemuan. Ketiga identitas siswi yang masih duduk di kelas XII (3) IPS masing-masing berinisial BNQ, FDM dan MS.
"Hasil putusan ini diambil saat rapat kembali dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan komite sekolah, berkenaan dengan peristiwa bullying atau perundungan yang terjadi pada tanggal 13 Oktober 2023 di SMA N 1 Stabat," ucap Kepala Sekolah SMA N 1 Stabat, Nano Prihatin, Kamis (18/10/2023).
Dalam pertemuan tersebut, jelas Kasek SMA N 1 Stabat, pihak orang tua korban memohon kepada orangtua siswi yang membully dan pihak sekolah SMA N 1 Stabat, agar para siswi yang melakukan perundungan terhadap korban dikeluarkan atau dipindahkan dari SMA N 1 Stabat.
"Pihak pelaku dari para siswi yang membully, menerima permohonan pihak korban orang tua siswi yang dibully. Pihak SMA N 1 Stabat, akan memproses perpindahan siswi para pelaku ke sekolah lain," papar Nano.
Kemudian dalam pertemuan ini, sambung Nano, pihak korban dalam hal ini orang tua korban bully, berjanji tidak akan melakukan penuntutan apapun secara hukum kepada para pelaku setelah permohonan ini dipenuhi.
Tidak hanya itu, pihak korban juga berjanji akan berusaha meminta kepada seluruh keluarga, untuk menghentikan membuat berita terkait masalah bully yang dilakukan oleh pihak pelaku di berbagai macam media.
"Maka pihak korban tidak akan mempermasalahkan video yang dimunculkan dan berjanji akan memberhentikan setiap pemberitaan," papar Nano.
Sementara itu, Ketua Komite SMA N 1 Stabat, Afrizal Khan mengatakan, ini merupakan solusi terakhir yang diambil pihak sekolah setelah melakukan beberapa kali pertemuan dan rapat sekolah. Dengan keputusan yang diambil, setidaknya bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih baik lagi ke depan dalam membangun dunia pendidikan.
"Ini solusi, udah lah dari pada nanti ada trauma syndrome dan segalanya yang penting anak-anak bisa bersekolah," ujar Afrizal.
"Meski begitu, kita berusaha membantu andai ada kesulitan, terlebih kita minta melalui Kacabdisdik Wilayah II Binjai-Langkat, atau kepala Dinas Pendidikan agar para pelaku diterima di sekolah barunya nanti," tegas Afrizal.
Aksi perundungan atau bullying sendiri menimpa A, saat itu pelaku sempat mengolok-olok korban. Tidak sampai di situ, pelaku juga menarik jilbab korban berulang-ulang meski sudah diperbaiki. Ironisnya, dalam video yang beredar terlihat jelas salah satu pelaku bullying berinisial BNQ sempat memegang organ vital korban. (tht/wna)