- Tim tvOne/Yoga Syahputera
Sempat Divonis Lepas, Santana Charlie Terpidana Penipuan Senilai Rp2,7 Miliar Ditangkap
Medan, tvOnenews.com - Lagi sarapan di salah satu hotel yang berlokasi di salah satu hotel di Medan, terpidana kasus penipuan senilai Rp2,7 miliar dipergoki Tim Tabur Kejati Sumut dan Kejari Medan. Nasibnya kini berubah drastis.
Tim Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan Tinggi Sumatera (Kejati) Sumut dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan, Selasa (7/11/2023) menangkap terpidana bernama Sentana Charlie. Hal itu dibenarkan Kasi Penerangan Hukum (Penkum) Yos A Tarigan.
"Yang bersangkutan diamankan Tim Tabur yang dikoordinir pak Asintel, I Made Sudarmawan di sekitar Hotel De Paris, Jalan Danau Singkarak, Kecamatan Medan Petisah sekira pukul 10.15 WIB,” ungkap Yos.
Informasi dari tim, terpidana saat itu sedang sarapan dan ketika diamankan, terpidana Sentana Charlie kooperatif," kata Yos.
Pada tahun 2019 lalu, JPU pada Kejari Medan, Paulina, sebelumnya menuntut terdakwa agar dipidana 3,5 tahun penjara. Oleh majelis hakim pada PN Medan (hakim ketua Tengku Oyong dengan anggota majelis Bambang Joko Winarno dan Jarihat Simarmata) menjatuhkan pidana lepas (onslag).
Selanjutnya, JPU melakukan upaya hukum kasasi. Mahkamah Agung (MA) RI kemudian menjatuhkan vonis 3 tahun penjara. Terpidana Sentana Charlie diyakini terbukti bersalah melakukan tindak pidana penipuan (Pasal 378 KUHPidana).
"Pihak Kejari Medan telah melakukan pemanggilan secara patut kepada terpidana guna dilakukan eksekusi putusan MA RI, namun tidak diketahui lagi keberadaannya. Terpidana akhirnya dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pada Kejari Medan. Kurang lebih 9 bulan yang bersangkutan menjadi buronan," urai Juru Bicara Kejati Sumut itu.
Untuk proses selanjutnya, Sentana Charlie diserahkan ke tim JPU Kejari Medan untuk selanjutnya dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan.
“Seseorang tersangka, terdakwa atau terpidana ditetapkan DPO maka Tim Tabur akan memburu keberadaan DPO ke semua penjuru untuk dieksekusi. Itu sebabnya, kita selalu mengimbau agar menyerahkan diri. Sebab, tidak ada tempat yang aman bagi DPO,” pungkas mantan Kasi Pidsus Kejari Deliserdang tersebut.
Sebelumnya, lanjut Made, berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Medan, terdakwa Sentana Charlie pada Juli 2016 atau pada suatu waktu lain di tahun 2016, bertempat di kantor Palmkis SDN BHD di Klang Selangor, Malaysia.
Saeed Ahmed yang merupakan Direktur Palmkis SDN BHD dikenalkan kepada saksi Harianto Law, SE alias Acuan oleh teman kerjanya yaitu Jimmy Tan di kantor saksi korban yang berada di Klang Selangor Malaysia. Saat itu, Harianto Law SE alias Acuan merupakan perwakilan dari CV Tunggal Mandiri Sejati (TMS) menawarkan untuk menjual minyak jenis Palm Acid Oil (PAO) yang berasal daerah Pontianak dan Sampit Indonesia.
Lalu, Harianto Law alias Acuan memperkenalkan saksi korban kepada terdakwa Sentana Charlie sebagai Direktur CV TMS dan tertarik bekerjasama dengan terdakwa. Saat itu terdakwa juga menawarkan kepada saksi korban minyak PAO sebanyak 1.800 Megaton (Mt).
Secara bertahap saksi korban mentransfer uang pembelian minyak PAO tersebut total Rp 2.720.000.000. Namun pesanan minyaknya tidak kunjung diterima. (ysa/wna)