Yudha Lesmana Pohan saat memberikan pelatihan pengelolaan wisata berbasis pedesaan..
Sumber :
  • tim tvOne/tim tvOne

Nyaleg dari PSI, Yudha Lesmana Pohan Bertekad Bawa Isu Lingkungan, Pertanian dan Kembangkan Ekowisata

Jumat, 9 Februari 2024 - 17:24 WIB

Medan, tvOnenews.com - Memiliki hobi traveling, seorang Caleg DPRD Sumut dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Daerah Pemilihan Sumut 7, nomor urut 2, memiliki gagasan dan kritis terhadap pengelolaan lingkungan, hutan, kebencanaan, ekowisata dan konservasi. Baginya, kesempatan berkeliling ke berbagai negara di dunia membuatnya belajar dan mengadopsi hal-hal positif yang tidak ia temukan di Indonesia.

Ia adalah Yudha Lesmana Pohan, pria berusia 37 ini bukan pengusaha, bukan berasal dari keluarga politisi, bukan pula orang yang sudah lama bergelut di dunia politik. Baginya, tekad menjadi wakil rakyat itu didasari dengan mimpinya membawa kemajuan di bidang pelestarian alam, lingkungan, konservasi, hingga ekowisata.

Kesempatan menjadi kontestan di pesta demokrasi 2024 ini seolah memberikan harapan bagi caleg muda untuk ambil bagian. Meski bermodalkan finansial yang minim, putra ketiga dari lima bersaudara ini gigih melakukan sosialisasi di wilayah dapil 7, yang mencakup Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Padangsidimpuan.

"Kenapa saya terjun ke politik? Karena isu-isu kehutanan dan lingkungan saat ini tidak ada yang menyuarakan di gedung dewan. Sebagai sarjana kehutanan dan magister kehutanan. Saya mengerti betul atas masyarakat tani hutan dalam mengelola hutan sebagai penopang hidupnya. Masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hutan, sudah menjadi tradisi mata pencarian yang tidak bisa dipisahkan. Banyak sekali orang tua menyekolahkan anak-anaknya yang pendapatannya berasal dari hasil panen durian, coklat, salak, petai, aren dan sebagainya," ujar Yudha.

Yudha Lesmana Pohan (tengah baju biru) saat sosialisasi di Tapanuli Selatan. (tim tvOne/tim tvOne)

Selama ini, Yudha dikenal sebagai aktivis yang selalu vokal tentang isu-isu lingkungan dan deforestasi hutan yang ugal-ugalan. Ia memandang bahwa banyak masyarakat Tabagsel yang benar-benar hidup bergantungan dengan alam. 

“Seseorang dapat sekolah tinggi di sana dengan hasil ladang orang tuanya, saya ingin anak-anak muda Tabagsel sadar jika selama ini alam memiliki kontribusi yang nyata bagi kehidupannya, termasuk mampu membayar biaya sekolah di perguruan tinggi,” ujar pria kelahiran Medan 26 Mei 1987 itu.

Yudha juga menjelaskan jika kawasan hutan dan lingkungan tidak dijalankan dengan benar akan menjadi bom waktu yang sangat berbahaya bagi masyarakat, khususnya di wilayah Tabagsel.

"Isu orangutan Tapanuli menjadi isu yang seksi di dunia. Kita ketahui bersama, Indonesia memiliki satwa endemik orangutan ketiga setelah orangutan Sumatera (pongo abelii), orangutan Kalimantan (pongo pygmeus), dan orangutan Tapanuli (pongo Tapanuliensis). Pembangunan di kawasan hutan harus menyeimbangkan 'kemerdekaan' terhadap masyarakat dan satwa. Masyakarat dapat sejahtera, satwa pun dapat terpelihara," kata Caleg PSI sekaligus Ketua Ikatan Alumni Kehutanan USU ini.                       

Lebih jauh, Yudha juga mendukung objek wisata Batang Toru menjadi kawasan strategis Nasional. Sebab, lokasi tersebut selain memiliki bentang alam yang bagus juga merupakan habitat satwa endemik yakni orangutan Tapanuli. 

"Saya punya gagasan untuk mengembangkan pola eko wisata obat-obatan herbal yang memanfaatkan bentang alam Tabagsel. Daerah ini sangat bagus untuk dikembangkan agenda bisnis dengan tetap memerhatikan kemaslahatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Masyarakat sendiri yang dapat mengambil alih usaha bersama ini. Bahkan tidak hanya menyuguhkan tanaman-tanaman herbal, segala yang bersangkutan dengan produksi, packaging, atau brand, biarkan masyakarat yang mengelolanya,” kata pria yang telah banyak belajar tentang konsep eko wisata dan obat-obatan herbal di penjuru Asia dan Afrika.

Dari proses belajarnya di China, Nepal, Iran, Vietnam, dan negara lain Mahasiswa pascasarjana IPB ini, ingin mengadopsi konsep eko wisata di negara tersebut untuk disesuaikan di Tabagsel. Dari pelesirnya itu, ia memandang betapa urgensinya social preneur diwujudkan. Sebab, hal tersebut dinilai dapat mensejahterakan masyarakat daerah.

“Selain itu saya juga memiliki misi untuk memperjuangkan kuliah gratis bagi anak petani yang fokus pada pengembangan masa depan Sumatera Utara ke depan baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ungkap Yudha.

Dengan modal yang minim, Yudha mengaku siap-siap saja memenangkan Pemilu 2024. Bahkan ia menilai masyarakat Tabagsel memiliki peranan yang sangat penting di Sumatra Utara, apalagi Kota Medan. (tim tvOne/wna)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:07
03:16
43:11
04:17
01:49
02:45
Viral