- Tim TvOne/Miko
Mengunjungi Benteng Malborough Bengkulu
Bengkulu - Banyak destinasi menarik yang menjadi pilihan wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. Tak terkecuali wisata sejarah atau peninggalan masa lalu yang dapat dijadikan salah satu pengetahuan bagi wisatawan. Provinsi Bengkulu salah satunya memiliki objek wisata peninggalan yang saat ini masih berdiri kokoh di sudut Kota Bengkulu.
Benteng York atau Fort Malborough menurut catatan sejarah benteng ini dibangun pada masa Gubernur Jenderal Joseph Collet, yang memerintah Bengkulu dari tahun 1712 hingga 1716. Pembangunan Benteng baru rampung lima tahun kemudian oleh tiga gubernur Inggris pengganti Collet. Ketiganya, Gubernur Thiophilus Shyllinge (1716-1717), Richard Former (1717-1718) dan Thomas Cooke (1718).
Benteng Marlborough ini jika dilihat dari atas memiliki bentuk kura-kura yang menghadap ke pesisir pantai. Dahulunya benteng ini merupakan Benteng pertahanan Inggris di kawasan pantai Samudera Hindia. Marlborough yang berarti pelabuhan diberikan lantaran benteng tadi sangat dekat dengan pelabuhan lama Tapak Padri Bengkulu. Bahkan untuk mengantisipasi serangan musuh, bagian utara dan barat bangunan dibuat menghadap ke Samudera Indonesia.
Bangunan kokoh ini dibangun di atas lahan seluas 44.100 meter persegi dengan panjang bangunan 240,5 meter dan lebar 170,5 meter. Meski telah beberapa kali direnovasi, namun arsitektur Benteng ini tak berubah sama sekali. Buktinya, ruang tahanan, ruang perwira, ruang kantor, ruang bawah tanah, meriam, termasuk tulisan berbahasa Inggris dan Belanda masih bisa dilihat di sana. Puluhan meriam kuno berukuran besar terlihat utuh pada setiap sudut Benteng, mengarah ke segala penjuru.
Dari catatan sejarah, Benteng ini pernah dikuasai Belanda pada tahun 1825-1942. Di kala Sukarno sebelum menjadi presiden pertama RI, pernah ditahan dalam masa pembuangan (1938-1942). Catatan Benteng menyebutkan, Bung Karno ditahan karena melakukan misi perjuangan melawan kolonial Belanda.
Di salah satu sisi bangunan Benteng terdapat ‘reavaline’ sebuah bangunan di atas parit yang menyambung pada benteng dengan jembatan, ruang tahanan tempat menampung orang-orang yang dianggap bersalah pada masa penjajahan, gudang senjata/mesiu berfungsi menyimpan senjata pemerintah Inggris, barisan meriam pada sisi utara dan timur dan terowongan bawah tanah berfungsi sebagai jalan keluar-masuk benteng secara tersembunyi, yang hanya tersisa enam meter, karena bagian lainnya sudah tertutup tanah.
Bagi anda yang belum mengunjungi destinasi ini dapat merencanakannya saat liburan nanti. Akses untuk menuju lokasi ini cukup dekat dengan pusat Kota Bengkulu. Untuk masuk ke kawasan Benteng ini pengunjung harus membayar tiket masuk 5000 rupiah per orang untuk anak-anak. Pengunjung dapat masuk dan melihat setiap sudut dan ruang yang ada di areal dalam Benteng ini. (Miko/Lno)