- tim tvOne/Kurnia
Jalur Ganda Strategi Pembangunan Pariwisata Kepulauan Riau
Tanjungpinang, tvOnenews.com - Provinsi Kepulauan Riau telah menentukan arah strategi pembangunan pariwisata yang mengadopsi arah kebijakan jalur ganda (double track) pembangunan.
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merupakan provinsi yang terdiri dari dua kota: Tanjungpinang dan Batam, serta lima kabupaten, yakni Kabupaten Bintan, Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga.
Memiliki luas wilayah 96 persen dan sekitar 4 persen daratan, Provinsi Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan sejumlah negara, di antaranya Vietnam, Kamboja, Singapura dan Malaysia.
Dengan kondisi geografisnya itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merancang serta menjalankan dua strategi pembangunan wilayah, yakni Free Trade Zone (FTZ) Batam-Bintan-Karimun (BBK) dan Natuna-Anambas-Lingga (NAL).
Strategi arah pembangunan ini lantas membagi arah kebijakan pembangunan berdasarkan karakteristik serta keunggulan yang dimiliki masing-masing wilayah.
Untuk BBK pembangunan difokuskan kepada sektor industri pengolahan, elektronik, garment, shipyard, industri halal, dan kawasan wisata terpadu eksklusif. Sedangkan di wilayah NAL, Pemerintah Provinsi Kepri mengoptimalkan pengembangan industri kelautan.
Demikian pula halnya dengan pembangunan di sektor pariwisata. Di Tanjungpinang, Senin (8/7/2024), Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Guntur Sakti menjelaskan jika arah pembangunan pariwisata mengadopsi strategi arah pembangunan serupa, yakni membaginya dalam dua jalur, yakni Batam-Bintan-Karimun dan Natuna-Anambas-Lingga.
"Kami sebut "double track" pembangunan pariwisata yang mengedepankan potensi yang dimiliki masing-masing kabupaten dan kota," ujar Guntur.
Track Batam, Bintan, Karimun, Tanjungpinang
Guntur menjelaskan, dalam konsep perdagangan/pelabuhan bebas, arah kebijakan pembangunan pariwisata di koridor Batam, Bintan, Karimun, Tanjungpinang sudah ditentukan clusterisasinya berbasis keunggulan dan kompetitifnya.
Arah kebijakan Kota Batam dan konteks perdagangan/Pelabuhan bebas, pengembangan dan pembangunan pariwisata diarahkan menjadi kota wisata belanja, mice, wisata kesehatan, termasuk wisata heritage yang berada di dalamnya.
Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau yang berada di dalam Pulau Bintan diarahkan menjadi wisata heritage, dalam hal ini kebudayaan Melayu dan Tiongkok yang hingga saat ini masih terjaga dan berkembang.
Untuk Kabupaten Karimun, terang Guntur, arah pembangunan wisata dan strateginya dikonsentrasikan kepada pengembangan resort dan pantai.
Sedangkan Kabupaten Bintan diarahkan menjadi pusat pariwisata internasional (international hub tourism) di Kepulauan Riau.
"Dipersiapkannya Bintan sebagai international hub tourism karena Bintan memiliki ketersediaan lahan masih cukup banyak untuk dikembangkan, kemudian potensi pariwisata Bintan masih cukup besar," terang Guntur.
Track Natuna, Anambas, Lingga
Sama halnya dengan Batam, Bintan, Karimun dan Tanjungpinang, Pemerintah Provinsi Kepri juga telah menetapkan arah pembangunan sektor pariwisata di Natuna, Anambas, Lingga (NAL).
Untuk Kabupaten Natuna, terang Guntur, arah kebijakan dan strategi pembangunan pariwisatanya sangat tematik, yakni geopark (taman bumi nasional) yang di dalamnya terdapat geosite dan geotrack.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Natuna yang terletak di kawasan utara Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan memiliki bentang alam yang menawan. Mulai dari gugusan bebatuan granit pra sejarah Alif Stone Park, Gunung Ranai, hingga gugusan pulau yang menyajikan keindahan nan asri dan eksotis.
Untuk Anambas, arah strategi dan kebijakan pembangunan wisata difokuskan kepada pengembangan wisata bahari.
Selain dikenal sebagai salah satu kawasan penghasil ikan di Provinsi Kepulauan Riau, Anambas memiliki potensi keindahan laut yang tak diragukan lagi. Pulau-pulau yang menawan, pantai berpasir putih, hingga terumbu karang yang terpelihara.
Beberapa pulau menawan di Anambas di antaranya Pulau Bawah dan Pulau Penjalin. Di sini terdapat pantai Padang Melang yang panjangnya mencapai 8 kilometer, serta resort berskala internasional. Tak heran jika kemudian Anambas dijuluki Maldives Indonesia.
Guntur menambahkan, sebagai pusat kerajaan Melayu Riau Lingga, Kabupaten Lingga memiliki kekuatan di pariwisata budaya.
Lingga disebut Guntur memiliki brand equity yang sangat tangguh, yakni The Motherland of Malay. Di Lingga terdapat situs Istana Damnah serta beragam tradisi Melayu yang masih dipertahankan. Lingga juga memiliki Bentang alam yang indah dengan Gunung Daik yang menjulang, Air Terjun Resun, pulau-pulau eksotis serta orang laut yang terkenal dengan kehidupan tidak menetap (nomaden).
"Namun atraksi pariwisata yang bisa dikemas di NAL, tidak semuanya berbasis bahari. Bisa dibuat aktivitas atau iven-iven lain yang bisa menggairahkan ekosistem pariwisata di tiga daerah itu," ungkap Guntur.
Kepri Tourism Forum
Guntur menegaskan, pembangunan pariwisata adalah pembangunan lintas sektor, aktor dan koridor. Maka dalam penyelenggaraan kepariwisataan itu, lanjutnya, memang harus dibutuhkan koordinasi strategi lintas sektor, aktor, koridor.
"Kita (pemerintah) tidak bisa kerja sendiri. Makanya kami mengambil satu program inisiatif Kepri Tourism Forum (KTF) sebagai wadah berkumpulnya para sektor, aktor dan koridor untuk bagaimana bisa ikut memberikan kontribusi baik dalam tataran kebijakan, program dan kegiatan dalam mendukung pariwisata," papar dia.
Provinsi Kepri disebut Guntur hampir seluruh kabupaten dan kotanya memiliki potensi dan daya saing di sektor pariwisata.
"Hanya ukurannya yang berbeda. Maka sebuah kebutuhan koordinasi strategi lintas sektor yang dikemas dalam KTF itu menjadi instrumen untuk mempercepat proses pembangunan kepariwisataan di Kepri," terangnya.
Guntur menyebut akan sangat baik jika di setiap daerah atau Kepala Daerah menetapkan dulu pariwisata sebagai salah satu leading sektor pembangunan daerah.
Dengan demikian, selain mendapat komitmen kepala daerah, maka poltik anggarannya juga akan didedikasikan untuk pengembangan pariwisata di daerah masing-masing.
Dalam rangka mengorkestrasi semua kekuatan, KTF dijelaskan Guntur berperan sebagai wadah berkumpulnya sektor, aktor, dan korid. Di dalam wadah iin dibahsa bagaimana berkontribusi di dalam sisi kebijakan, program atau anggaran untuk mempercepat pengembangan pariwisata di Kepri umumnya dan di masing daerah khususnya.
"Sejauh iin kita mengapresiasi dan berterimakasih banyak kepada sektor swasta sebagai aktor penggerak, bahkan utama, di dalam penyelenggaraan kepariwisataan kita. Jadi pariwisata yang baik adalah industri leading government support," paparnya lagi.
Disebutnya, situasi terbaik penyelenggaraan pariwisata dapat dilihat dari porsinya yang didominasi oleh sektor industri (swasta). "Penyelenggaraan pariwisata lebih besar oleh sektor industrinya, oleh sektor swastanya, dia sudah mencapai situasi yang terbaik," sebut Guntur.
Dia mencontohkan Kabupaten Bintan, dimana kawasan barat sudah di organize dan diaktivasi oleh Lagoi. Lalu Batam yang semua industri pariwisata bergerak. "Jadi pemerintahnya hanya sebagai supporting. Bisa sebagai kebijakan, kemudahan, pelayanan, insentif dan sebagainya. Tapi yang meng-create demand, yang melakukan promosi, yang melakukan aktivitas selling, itu swasta," pungkas Guntur.
Beberapa kab Kota di Kepri disebut Guntur industri pariwisatanya telah berjalan, da pemerintahannya mendukung. Tapi ia juga mengakui ada daerah di Kepri yang pariwisatanya belum begitu berkembang, namun memiliki potensi yang besar, namun aktivitas pariwisata didominasi oleh pemerintah namun kurang didukung oleh industri.
"Nah ini hukum alam. Nanti ketika supply and demand sudah bagus, swasta, industrinya yang akan menjadi pemain atau aktor utama dalam menggerakkan sektor wisata," tutup Guntur.
295 Event Pariwisata
Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau telah menyusun 295 agenda pariwisata dalam kalender wisata daerah tahun 2024 untuk menggaet kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.
Agenda pariwisata itu tersebar di tujuh kabupaten/kota, meliputi Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas yang digelar oleh pemerintah daerah dan swasta, baik berskala lokal, nasional bahkan internasional.
Kadis Pariwisata Kepri Guntur Sakti menjelaskan, dari total 295 agenda pariwisata yang disusun itu di antaranya telah terjadwal lengkap dengan tanggal pelaksanaannya yang telah ditetapkan tanggal pelaksanaan adalah iven bertaraf internasional. Di antaranya Bintan Triathlon, Tour de Bintan, Bintan KasmaRun, Bintan Carnival, Tour de Batam dan Batam Triathlon.
"Kalau agenda wisata yang digelar pemerintah daerah rata-rata memang belum terjadwal pasti, karena menyesuaikan dengan kemampuan anggaran," ujar Guntur.
Selain itu, empat event di pariwisata Kepri ditetapkan Kemenparekraf RI masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024, yakni Padang Melang International Folklore Festival, Tanjungpinang Fest, Batam Wonderfood & Art Ramadhan, dan Kenduri Seni Melayu.
Guntur 295 agenda pariwisata Kepri tahun ini mampu mendongkrak target jumlah kunjungan wisman. (ksh/wna)