- Tim Tvone/ Yoga
Polisi Pastikan Oknum Dokter dan Perawat yang Suntikkan Vaksin Kosong kepada Anak SD Dihukum
Medan, Sumatera Utara - Polisi memastikan bahwa vaksin yang disuntikkan kepada sejumlah siswa Sekolah Dasar Wahidin Medan Labuhan adalah kosong alias tidak berisi cairan vaksin sama sekali. Kesimpulan sementara tersebut berdasarkan analisis mendalam terhadap video berdurasi 0.26 detik yang telah viral beberapa hari terakhir.
Pihak kepolisian Polresta Belawan, Polda Sumut dibantu Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan masih melakukan penyidikan mendalam terhadap G, oknum dokter yang berperan menyuntikkan vaksin, dan W, oknum perawat yang berperan memasukkan cairan vaksin ke dalam jarum suntik. Polisi dan IDI sedang menggali motif kedua oknum tenaga kesehatan tersebut yang membohongi masyarakat dengan menyuntikkan vaksin kosong.
“Bahwa diduga penyuntikan itu tidak ada vaksin dibuktikan dari ukuran kepalanya, yang jelas dokter yang bersangkutan dan perawat yang menyiapkan suntik dan isi vaksin dalam jarum suntik itu, saat ini sedang dalam proses Polres Belawan diback-up oleh Direskrimum Polda Sumatera Utara,” kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rz Panca Putra Simanjuntak.
Berdasarkan aturan yang ditetapkan, seharusnya masing-masing penerima vaksin mendapat dosis 0,5 milimeter setiap satu kali penyuntikan. Akibat unsur kesengajaan yang dilakukan Dokter G dan seorang perawat (W), puluhan siswa-siswi SD Wahidin Medan Labuhan harus disuntik ulang dengan dosis vaksin sebagaimana mestinya.
Kapolda Sumut menegaskan, bila kedua oknum tenaga kesehatan tersebut terbukti melakukan pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi pidana dan pelanggaran kode etik profesi yang telah diatur dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia, salah satunya adalah pencabutan izin praktik.
“Terhadap tindakan tersebut saya akan tegas memproses, tadi saya sudah bicara sama temen-temen IDI, harus yang bersangkutan bertanggungjawab. Untuk motif saya belum sampai ke sana, mbak. Kami masih dalami termasuk kami sedang mengaudit vaksin yang diberikan pada kegiatan itu. Nanti dari situ akan kelihatan apakah ada unsur sengaja atau tidak,” tegas Kapolda.
Sebelumnya, sebuah video singkat yang menceritakan kegiatan vaksinasi di SD Wahidin viral di media sosial. Kegiatan vaksinasi tersebut berlangsung pada Senin (17/1/2022) lalu dengan target siswa sebanyak 500 orang, dan melibatkan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Delima Medan. Salah satu orang tua siswa yang merekam kegiatan vaksinasi tersebut sempat curiga karena tidak ada efek samping yang dirasakan oleh anaknya usai divaksin. Korban pun mengamati video rekamannya dan menduga bahwa vaksin yang disuntikkan kepada putrinya tidak berisi cairan vaksin sama sekali. Video berdurasi 0.26 detik itu pun ia viralkan di media sosial. (Yoga Syahputera/Wna)