Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Deden Rachmawan (kiri) dan Koordinat Pos SAR Sibolga, Ruvinus Bangun (kanan).
Sumber :
  • Syaren

Ancaman Gempa Megatrusht di Tapteng Sumut, Ini Langkah Cepat Penanganan Basarnas

Minggu, 1 September 2024 - 19:05 WIB

Tapteng, tvOnenews.com - Basarnas melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi jika sewaktu waktu terjadi gempa bumi besar (zona megathrust) hingga M8,7, sebagaimana yang dikeluarkan oleh BMKG, baru baru ini bahwa ada potensi terjadi gempa dahsyat di kawasan Pantai Barat Sumatera.

Langkah cepat yang dilakukan adalah Basarnas adalah melakukan simulasi penanganan bencana di SMA Neger 1 Matauli Pandan, Sabtu (31/8/2024) sore.

Dalam simulasi ini melibatkan 437 siswa siswi SMA Negeri 1 Matauli Pandan, dipandu oleh 16 personil Basarnas dari Koordinator Pos SAR Sibolga.

Para siswa-siswi yang terlibat, terlebih dahulu diberikan pemahaman tentang tata cara penyelamatan dan antisipasi yang dilakukan dalam menghadapi gempa bumi ketika terjadi.

Setelah itu, simulasi penanganan pun dimulai. Ratusan siswa-siswi SMA Negeri 1 Matauli Pandan, tampak mulai panik dan berhamburan keluar dari gedung asrama bertingkat setelah bunyi sirene dibunyikan.

Teriakan minta tolong, suara gaduh dan bunyi serene darurat terdengar mencekam, hingga situasi semakin panik. Begitu juga terlihat sejumlah korban pingsan berjatuhan dan dilarikan ke lokasi yang aman untuk mendapat pertolongan.

Koordinat Pos SAR Sibolga, Ruvinus Bangun menjelaskan, bahwa pihaknya mendapat undangan dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan menyikapi potensi gempa bumi besar (zona megathrust) hingga M8,7 di wilayah Pantai Barat Sumatra yang dikeluarkan oleh BMKG.

"Untuk itu kita melakukan penanganan SAR untuk tanggap bencana yang tidak kita inginkan terjadi apabila gempa bumi terjadi dan kita sudah melakukan simulasi khususnya di gedung yang bertingkat," jelas Ruvinus kepada awak media.

Selain itu, lanjut Ruvinus, anak-anak yang sekolah di SMA Negeri 1 Matauli Pandan banyak juga yang menuntut ilmu dari luar daerah, sehingga orang tua mereka merasa panik sehingga perlu mengambil langkah melakukan simulasi.

“Yang kita lakukan saat ini, kita simulasikan seolah-olah semua siswa berada di gedung bertingkat, jika nanti serene berbunyi berarti tandanya bunyi emergency yang nantinya semua siswa berlari ke lokasi yang sudah ditentukan dan sudah disiapkan regu penolong," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Deden Rachmawan mengatakan, siswa yang bersekolah ditempatnya banyak yang dari luar kota. Artinya jauh dari orang tua.

Kemudian karena BMKG ada mengeluarkan semacam peringatan dan tentunya banyak orang tua siswa yang merasa resah.

"Kita boleh merasa resah dan merasa kuatir, tetapi kita harus waspada. Selanjutnya kita komunikasi dengan Koordinator Pos SAR Sibolga dan ditanggapi, selanjutnya kita buat simulasi agar siswa tahu menghadapi bila terjadi gempa," pungkasnya.

Sebagaimana mengutip imbauan yang disampaikan BMKG menyampaikan bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dan beberapa daerah lainnya di wilayah Tapanuli, berpotensi terdampak bencana gempa bumi berkekuatan besar atau Megatrusht hingga 8,7M, jika memang perkiraan BMKG tersebut terjadi.

Namun oleh BMKG, tidak dapat memastikan kapan gempa terjadi. (ssg/nof)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:16
05:48
13:01
07:14
01:12
01:05
Viral