- Pujiansyah
Rombongan Gajah Liar TNBBS Lampung Masuk Pemukiman Warga
Bandar Lampung, Lampung - Belasan ekor gajah liar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) masuk ke permukiman warga di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Kawanan gajah liar ini masuk ke pemukiman hingga menyebabkan pabrik penggilingan padi milik rusak berat dan mengobrak-abrik padi di dalam pabrik.
Hingga Senin siang (14/3/2022), sejumlah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Lampung Barat, masih berjaga di perbatasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan atau TNBBS untuk menghalau rombongan gajah kembali ke permukiman warga. Mereka mengusir gajah dengan suara teriakan dan letusan petasan.
Heru Iskandar, Camat Bandar Negeri Suoh mengatakan, 18 ekor gajah TNBBS merusak permukiman di Desa Gunung Ratu, Kecamatan Bandar Negeri Suoh pada minggu (13/3/2022) malam. "Gajah liar itu merusak 1 rumah dan satu tempat penggilingan padi serta merusak perkebunan pisang dan kelapa," jelas Heru.
Selain merusak pabrik beserta isinya kawanan gajah tersebut juga telah merusak tanaman milik warga setempat, seperti pisang, pepaya serta tanaman lain. Hingga kini kawanan gajah tersebut masih dikhawatirkan akan kembali memasuki permukiman, oleh karena itu pihaknya hingga saat ini masih terus berjaga.
"Sebelumnya kawanan gajah tersebut juga telah memasuki pemukiman namun berhasil kita giring kembali ke hutan, namun hari ini kawanan gajah tersebut kembali muncul dan masuk ke pemukiman warga yang menyebabkan warga khawatir," jelas Heru.
Sementara itu, menurut Aris, warga Bandar Negeri Suoh, konflik gajah dengan warga yang tinggal di perbatasan TNBBS Lampung Barat ini bukan kali pertama terjadi. Rombongan gajah kerap keluar hutan dan masuk permukiman karena diduga kelaparan. gajah-gajah itu pun tidak takut dengan warga.
Warga meminta Kementerian Kehutanan mengatasi konflik gajah dengan warga yang tinggal di perbatasan TNBBS. Meski tidak ada korban jiwa, namun serangan gajah membuat para petani merugi sebab tanaman mereka rusak sebelum waktunya dipanen. (Pujiansyah/Nof)