Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Saat Diwawancarai Tvonenews.com di Grand City Hall Hotel Kota Medan.
Sumber :
  • tim tvone/Wana Sari

Puncak Peringatan Harganas 2022 di Kota Medan, Hasto Wardoyo Beberkan Strategi Menurunkan Angka Stunting

Kamis, 7 Juli 2022 - 18:05 WIB

Medan, Sumatera Utara – Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas)  ke-29, dirayakan di Lapangan Merdeka, Kota Medan, Kamis (7/7/2022). Dalam perayaan itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo beberkan strategi menurunkan angka stunting di Indonesia.

Ia menyebutkan untuk mengeroyok dan menurunkan secara mengerucut angka stunting, baik menurunkan angka stunting keluarga dan anak stunting, pihaknya sudah ada strategi. Yakni dengan adanya tim pendamping keluarga, tim percepatan pengurangan stunting dan ada stuan tugas (Satgas) yang ada di lapangan.

“Nah ini lah (tim) yang bisa mengeroyok secara konvergen atau secara mengerucut kepada satu sasaran yaitu keluarga stunting atau bahkan anak-anak stunting itu sendiri,” ujar Hasto Wardoyo kepada tvonenews.com, Kamis (7/7/2022).

Sambungnya menjelaskan, jadi melalui acara Harganas ke-29 2022 ini, pihaknya mengekspos tim-tim tersebut atau strategi tersebut ke seluruh Indonesia. Meskipun yang hadir merupakan dari perwakilan Kabupaten Kota atau Kabupaten Kota yang berprestasi untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden RI dan BKKBN di Medan.

“Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo dan Gubernur Sumatera Utara serta Wali Kota Medan dan juga seluruh stakeholder yang hadir,” pungkasnya. ‘

Kemudian, saat disinggung soal Presiden RI Joko Widodo menargetkan 14 persen stunting di Indonesia, Ia menyebutkan komitmen BKKBN akan terus kerja keras untuk mencapai angka 14 persen setara rata-rata nasional untuk angka stunting.

“Oleh karena itu, kita lakukan mengakulasi dan memetakan jumlah alamat by name by address seluruh keluarga yang beresiko stunting di Indonesia dan kami akan memberikan treatment kepada mereka,” katanya.

Selain itu, pihaknya melalui tim pendamping keluarga akan memotret keluarga yang beresiko tinggi akan melahirkan anak stunting.

“Nah caranya bagaimana, nanti tim pendamping akan memotret kondisi keluarga tersebut. Baik kondisi rumah yang tidak layak huni, jamban yang kurang layak, kemudian air bersih yang tidak standar akan diselesaikan dan baik ibu hamil akan didampingi,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwasanya ada pesan Presiden RI Joko Widodo bagi keluarga jarak anaknya jangan lebih kurang dari tiga tahun karena rentan kena stunting.

“Saya kira ini strategi yang teknis yang kita lakukan di lapangan,” pungkasnya.

Ia menambahkan, ada 7 provinsi yang menjadi pusat operasi penurunan stunting, yakni NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, NTB, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan.

“Jadi daerah tujuh provinsi yang tinggi angka stuntingnya harus dikerjakan dengan serius dan harus ada program yang lebih. Kemudian ada lima provinsi lagi, bukan karena angka stuntingnya tinggi tetapi karena penduduknya yang banyak,” ujarnya.

“Seperti, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara. Nah kelima ini bukan angka stuntingnya tinggi melainkan jumlah penduduk yang banyak, makanya juga Sumut menjadi preoritas karena jumlah penduduknya juga besar meskipun angka stuntingnya 24,4 persen dengan cara begitu di tahun 2022 akhir ini di, harapan kami angka stunting dari 24,4 persen menjadi 21,4 persen dan pada akhir tahun 2023 menjadi 17 persen angka stuntingnya,” sambungnya menjelaskan. (Aag).     

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:34
01:08
05:45
02:30
02:10
01:29
Viral